Stop the Exodus! 5 ‘Hidden Dangers’ dalam Perilaku Atasan yang Mengancam Produktivitas dan Loyalitas Karyawan

Stop the Exodus! 5 ‘Hidden Dangers’ dalam Perilaku Atasan yang Mengancam Produktivitas dan Loyalitas Karyawan--
RMONLINE.ID – Di era persaingan talenta yang semakin ketat, mempertahankan karyawan berkualitas menjadi tantangan tersendiri bagi para pemimpin perusahaan. Bagaimana tidak, biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru bisa sangat besar. Namun, sering kali, alasan karyawan meninggalkan perusahaan bukan hanya soal gaji, tetapi juga sikap atasan. Apa saja sikap yang perlu dihindari para bos agar karyawan betah dan produktif? Mari kita bahas lebih dalam dengan contoh konkret.
1. Sikap Otoriter dan Minim Apresiasi
Bayangkan seorang manajer yang selalu membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan timnya. Misalnya, dalam proyek besar, ia memilih strategi pemasaran tanpa mendengarkan ide dari tim yang lebih berpengalaman di lapangan. Hasilnya, tim merasa tidak dihargai dan demotivasi. Atau, seorang karyawan berhasil mencapai target penjualan yang sulit, tetapi sang bos hanya berkata, “Bagus, itu memang tugasmu.” Tanpa pujian yang tulus, karyawan merasa kerja kerasnya diabaikan. Sikap seperti ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan menekan kreativitas.
BACA JUGA:Kenali Orang yang sedang Kamu Hadapi, Inilah Tanda Seseorang Arogan
BACA JUGA:Penyebab Seseorang Keras terhadap Diri Sendiri, Salah Satunya Trauma Masalalu
2. Komunikasi yang Buruk dan Tidak Transparan
Seorang bos yang jarang memberikan informasi terbaru tentang kondisi perusahaan atau perubahan kebijakan akan membuat karyawan merasa cemas. Misalnya, ada rumor tentang restrukturisasi perusahaan, tetapi bos tidak memberikan penjelasan resmi. Karyawan merasa tidak aman dan mulai mencari pekerjaan lain. Atau, dalam rapat tim, bos memberikan instruksi yang ambigu tanpa memberikan konteks yang jelas. Akibatnya, terjadi kesalahpahaman dan proyek terlambat selesai. Komunikasi yang efektif dan transparan sangat penting untuk membangun kepercayaan.
3. Kurang Memberikan Dukungan dan Peluang Pengembangan
Seorang karyawan menunjukkan minat untuk belajar keterampilan baru yang relevan dengan pekerjaannya, tetapi bos tidak memberikan kesempatan untuk pelatihan atau mentoring. Misalnya, perusahaan tidak memiliki program pengembangan karir atau anggaran pelatihan. Karyawan merasa stagnan dan mencari perusahaan yang lebih peduli dengan pengembangan diri mereka. Atau, seorang karyawan memiliki ide inovatif untuk meningkatkan efisiensi kerja, tetapi bos tidak memberikan dukungan atau sumber daya untuk mewujudkannya. Karyawan merasa ide mereka tidak dihargai dan mencari tempat yang lebih inovatif.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Parfum dengan Aroma yang Bikin Menenangkan
BACA JUGA:4 Bidang Pekerjaan Ideal untung Aquarius yang Kreatif dan Inovatif
4. Tidak Adil dan Pilih Kasih
Dalam sebuah tim, seorang karyawan selalu mendapatkan proyek-proyek menarik dan promosi, padahal kinerja karyawan lain juga baik. Misalnya, bos memiliki kedekatan pribadi dengan karyawan tertentu dan mengabaikan kontribusi karyawan lain. Atau, ketika terjadi kesalahan, bos hanya menyalahkan beberapa karyawan tanpa melihat kontribusi pihak lain. Perlakuan yang tidak adil seperti ini merusak moral tim dan menciptakan kecemburuan.
5. Kurang Empati dan Tidak Peduli dengan Kesejahteraan Karyawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: