Stop Scrolling, Start Living: 5 Alasan Mengapa Konten Standar Hidup di TikTok Harus Dihindari
Stop Scrolling, Start Living: 5 Alasan Mengapa Konten Standar Hidup di TikTok Harus Dihindari--
RMONLINE.ID – Di era digital saat ini, media sosial seperti TikTok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Platform ini menawarkan berbagai konten menarik, mulai dari hiburan, informasi, hingga tren gaya hidup. Namun, di balik popularitasnya, TikTok juga menyimpan potensi dampak negatif bagi kesehatan mental dan kebahagiaan penggunanya, terutama terkait dengan tren standar hidup yang seringkali tidak realistis.
Maraknya konten yang menampilkan kehidupan mewah, liburan eksotis, atau barang-barang branded dapat memicu perasaan iri, tidak puas, hingga depresi. Tak jarang, kita jadi membandingkan diri sendiri dengan kehidupan “sempurna” yang ditampilkan di layar TikTok. Padahal, apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas yang sebenarnya.
Berikut adalah 5 alasan utama mengapa kita perlu lebih bijak dalam menyikapi konten standar hidup di TikTok, dan mengapa fokus pada standar hidup sendiri jauh lebih penting:
1. Memperburuk Perbandingan Sosial yang Tidak Sehat
Psikologi manusia memang cenderung untuk melakukan perbandingan sosial. Namun, media sosial seperti TikTok dapat memperburuk kecenderungan ini. Algoritma TikTok yang dirancang untuk menampilkan konten yang relevan dengan minat pengguna dapat membuat kita terus-menerus terpapar pada kehidupan orang lain yang tampak lebih sukses dan bahagia.
Tanpa disadari, kita jadi terjebak dalam lingkaran perbandingan yang tidak sehat. Kita mulai merasa iri, tidak percaya diri, bahkan merasa gagal jika hidup kita tidak sesuai dengan standar yang ditampilkan di TikTok. Padahal, setiap individu memiliki keunikan dan perjalanannya masing-masing. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menghambat kita untuk menghargai diri sendiri dan meraih kebahagiaan yang hakiki.
2. Mendorong Konsumerisme yang Tidak Terkendali
Konten standar hidup di TikTok seringkali diwarnai dengan promosi produk-produk mewah, gaya hidup glamor, dan pengalaman-pengalaman eksklusif. Hal ini dapat memicu hasrat untuk memiliki barang-barang tersebut, bahkan jika sebenarnya tidak mampu atau tidak terlalu membutuhkan.
Akibatnya, kita bisa terjebak dalam perilaku konsumtif yang berlebihan. Kita menjadi lebih fokus pada apa yang belum dimiliki daripada mensyukuri apa yang sudah ada. Padahal, kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan dalam tumpukan barang-barang mewah.
3. Menciptakan Ekspektasi yang Tidak Realistis
Banyak konten standar hidup di TikTok yang menampilkan kehidupan yang serba mudah, instan, dan tanpa masalah. Kita disuguhkan dengan cerita-cerita sukses yang tampak begitu mudah diraih, tanpa melihat proses dan perjuangan di baliknya.
Hal ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang kehidupan. Kita jadi berpikir bahwa kesuksesan dan kebahagiaan bisa diraih dengan cara yang instan, tanpa perlu kerja keras dan pengorbanan. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Segala sesuatu yang berharga membutuhkan proses dan perjuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: