Ini Dampak Buruk Kurang Olahraga, Mulai Penuaan Dini, Gangguan Mental, Hingga Penyakit Kronis

Ini Dampak Buruk Kurang Olahraga, Mulai Penuaan Dini, Gangguan Mental, Hingga Penyakit Kronis

Ini Dampak Buruk Kurang Olahraga, Mulai Penuaan Dini, Gangguan Mental, Hingga Penyakit Kronis--

RMONLINE.ID – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang menuntut mobilitas tinggi, olahraga sering kali terabaikan. Padahal, kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak serius bagi kesehatan,  tak hanya bagi lansia,  tetapi juga  generasi muda.  Risiko  yang ditimbulkan pun  bervariasi  seiring  bertambahnya usia. Lantas, apa saja  konsekuensi  yang harus ditanggung  jika  malas berolahraga?  Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Masa Kanak-kanak (0-12 tahun):  Pertumbuhan Terhambat dan Rentan Penyakit

Pada masa kanak-kanak,  olahraga  berperan penting  dalam  mendukung pertumbuhan  fisik  yang optimal.  Aktivitas  fisik  seperti  berlari,  melompat,  dan bermain  dapat  merangsang  perkembangan  tulang  dan  otot.  Kurangnya  olahraga  pada  fase  ini  dapat  menyebabkan  pertumbuhan  terhambat,  postur tubuh  yang buruk,  serta  meningkatkan  risiko  obesitas  dan  penyakit  metabolik  di  kemudian hari.  Selain itu,  sistem  kekebalan  tubuh  yang  belum  berkembang  sempurna  membuat  anak-anak  yang  kurang  aktif  lebih  rentan  terhadap  berbagai  penyakit  infeksi.

BACA JUGA:Stop Merasa Cemas dan Terjebak dalam Kekecewaan! Terapkan 5 Hal Sederhana Ini untuk Berdamai dengan Keadaan

BACA JUGA:Manfaat Keringat bagi Kesehatan Tubuh, Mulai dari Detoksifikasi Hingga Meningkatkan Mood

Remaja (13-19 tahun):  Emosi  Labil dan  Gangguan  Mental

Memasuki  masa  remaja,  perubahan  hormonal  yang  drastis  dapat  memicu  gejolak  emosi.  Olahraga  menjadi  saluran  yang  efektif  untuk  mengelola  stres,  mengurangi  kecemasan,  dan  meningkatkan  mood.  Kurangnya  aktivitas  fisik  pada  remaja  berisiko  menyebabkan  emosi  labil,  gangguan  tidur,  bahkan  meningkatkan  kerentanan  terhadap  depresi  dan  gangguan  mental  lainnya.  Di  samping  itu,  kebiasaan  malas  bergerak  dapat  menurunkan  konsentrasi  belajar  dan  mempengaruhi  prestasi  akademik.

Dewasa Muda (20-39 tahun):  Penurunan  Produktivitas  dan  Kualitas  Hidup

Pada  fase  dewasa  muda,  energi  dan  stamina  berada  pada  puncaknya.  Namun,  gaya  hidup  modern  yang  serba  instan  dan  menuntut  jam  kerja  panjang  seringkali  membuat  olahraga  terpinggirkan.  Padahal,  olahraga  teratur  dapat  meningkatkan  produktivitas,  menjaga  kebugaran  fisik,  dan  mencegah  penurunan  fungsi  kognitif.  Kurangnya  olahraga  pada  usia  ini  dapat  menyebabkan  penurunan  stamina,  mudah  lelah,  gangguan  konsentrasi,  serta  meningkatkan  risiko  obesitas,  penyakit  jantung,  dan  diabetes.

BACA JUGA:5 Penyebab Utama yang Jarang Disadari dan Cara Mengatasinya dengan Cepat untuk Meningkatkan Produktivitas

BACA JUGA:5 Penyebab Utama yang Jarang Disadari dan Cara Mengatasinya dengan Cepat untuk Meningkatkan Produktivitas

Dewasa  (40-59  tahun):  Penuaan  Dini  dan  Penyakit  Degeneratif

Memasuki  usia  40  tahun,  proses  penuaan  mulai  terjadi  secara  bertahap.  Massa  otot  dan  kepadatan  tulang  menurun,  sementara  risiko  penyakit  degeneratif  seperti  hipertensi,  stroke,  dan  kanker  meningkat.  Olahraga  teratur  menjadi  krusial  untuk  memperlambat  proses  penuaan,  menjaga  massa  otot  dan  kepadatan  tulang,  serta  mengurangi  risiko  penyakit  degeneratif.  Kurangnya  aktivitas  fisik  pada  usia  ini  dapat  mempercepat  penuaan  dini,  meningkatkan  risiko  jatuh  dan  patah  tulang,  serta  memperburuk  kondisi  kesehatan  yang  sudah  ada.

Lansia (60 tahun ke atas):  Ketergantungan  dan  Penurunan  Kualitas  Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: