Kenalan dengan Kanker Saluran Pencernaan, Bagaimana Gejalanya, Risiko, Faktor, dan Perawatannya

Kenalan dengan Kanker Saluran Pencernaan, Bagaimana Gejalanya, Risiko, Faktor, dan Perawatannya

Kenalan dengan Kanker Saluran Pencernaan, Bagaimana Gejalanya, Risiko, Faktor, dan Perawatannya-Ilustrasi-Berbagai Sumber

RMONLINE.ID - Kanker saluran pencernaan atau dikenal juga sebagai kanker gastrointestinal (GI) adalah kelompok penyakit yang menyerang berbagai bagian dari sistem pencernaan, termasuk kerongkongan, lambung, usus besar, hati, dan pankreas.

Penyakit ini menjadi perhatian serius karena tingkat kejadiannya yang cukup tinggi dan dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup penderita.

Gejala kanker saluran pencernaan dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan stadium kanker. Sebagai contoh, kanker kerongkongan (esofagus) sering menyebabkan kesulitan menelan, sedangkan kanker lambung bisa menyebabkan mual, muntah, dan penurunan berat badan yang drastis.

Kanker usus besar, di sisi lain, dapat memicu perubahan pola buang air besar, seperti diare berkepanjangan atau sembelit, serta munculnya darah dalam tinja.

Sayangnya, banyak dari gejala ini seringkali baru muncul pada tahap lanjut penyakit, sehingga deteksi dini menjadi tantangan tersendiri.

BACA JUGA:Mengenal Istilah ‘Angin Duduk’ dalam Kacamata Medis, Ini Penjelasan Ilmiahnya

BACA JUGA:Ayok Mari Mengulas Singkat Manfaat Coklat Hitam Bagi Kesehatan

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mewaspadai gejala-gejala tersebut dan segera melakukan pemeriksaan jika merasakannya.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker saluran pencernaan antara lain adalah faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, dan riwayat penyakit kronis pada sistem pencernaan.

Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan olahan dan rendah serat, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan, juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko kanker ini.

Selain itu, paparan jangka panjang terhadap bahan kimia berbahaya seperti asbes dan logam berat di lingkungan kerja juga dapat memicu terjadinya kanker, khususnya kanker lambung.

Usia yang semakin tua juga menjadi salah satu faktor risiko utama karena penurunan fungsi imun tubuh dan regenerasi sel yang melemah seiring bertambahnya umur.

BACA JUGA:Tidak Hanya Bagus untuk Kesehatan Fisik, Akar Wangi juga Bagus untuk Kesehatan Mental, Yuk Simak Manfaatnya

BACA JUGA:Mengganggu Aktifitas Sehari-hari, Mari Kenali Gangguan Kesehatan Mental Obsesif Impulsif dan Penyebabnya

Perkembangan teknologi medis telah membawa banyak kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan kanker saluran pencernaan.

Salah satu teknologi terbaru yang digunakan adalah Endoscopic Ultrasound (EUS), yang memungkinkan diagnosis yang lebih akurat dengan tingkat invasivitas yang minimal. Prosedur ini dapat mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien.

Selain itu, metode pengobatan modern seperti imunoterapi dan terapi target (targeted therapy) semakin banyak digunakan.

Kedua metode ini memberikan alternatif yang lebih terarah dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan kemoterapi konvensional.

Pengobatan ini fokus pada menargetkan sel-sel kanker secara spesifik, sehingga dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Fasilitas seperti PET scan (Positron Emission Tomography) juga kini semakin banyak digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi kanker.

PET scan dapat memberikan informasi detail tentang lokasi, ukuran, dan aktivitas metabolik dari tumor, yang sangat berguna dalam merencanakan strategi pengobatan yang lebih personal dan efektif.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: