Kisah Perlawanan Terhormat Rakyat Bengkulu Terhadap Inggris
Benteng Marlborough peninggalan penjajahan Inggris di Bengkulu-Istimewa-rmonline.id
Adipati dari Dusun Besar sempat mengundang Thomas Parr untuk bertukar pikiran. Namun Thomas Parr tidak hadir dengan alasan enggan untuk datang, tanpa menyangka akibatnya.
Kala itu rakyat di Bintuhan, mulai menyerbu Kantor Kompeni Inggris yang dibakar habis, yang kemudian membuat setiap kantor Kompeni Inggris langsung dijaga oleh serdadu-serdadu Sipai, Benggala dan Bugis.
Thomas Parr sempat mengambil membatalkan kebijakannya yang semena-mena tersebut, karena menyadari perlawanan dari rakyat.
BACA JUGA:Saat Bangsa Indonesia Melawan Penjajah Dalam Bulan Ramadhan, Ini Yang Terjadi
BACA JUGA:Susu Air Beras, Jadi Kangen Kampung Halaman, Awalnya Dari Sini, Ketika Penjajahan Belanda
Tapi semua sudah terlambat, apalagi pengumuman tidak lama diterima rakyat suku Lembak di Sungai Hitam, Dusun Besar, Sukarami, Lagan dan lain-lain.
Persiapan untuk melepaskan diri penindasan dan melakukan perlawanan sudah matang dan mencapai puncaknya.
Pada tanggal 27 Desember 1807, rakyat Bengkulu mengadakan rapat perang dengan bersumpah setia diantara Adipati Sukarami, Dusun Besar dan para pengikutnya, serta masyarakat Bengkulu lainnya untukmenghabisi nyawa Thomas Parr.
Malam harinya, di bawah pimpinan Rajo Lelo,Pangeran Natadirja III dan Adipati Sukarami sebagai panglima perang, rakyat Bengkulu langsung menyerbu ke tempat peristirahatan Thomas Parr di Mount Felix.
Barisan bersenjata rakyat Bengkulu yang terdiri berbagai suku yang kurang lebih berkekuatan 300 orang mengawali serangan dengan melumpuhkan para tentara pengawal.
Kemudian tiga orang pemimpin perang tersebut mulai masuk ke kamar tidur Thomas Parr dan mengakhiri napas Thomas Parr yang sudah semena-mena tersebut dengan sadis.
Pegawai atau Asisten Residen Charles Murray maupun Muraray istri dari Thomas Parr yang mencoba melindungi tidak diganggu termasuk anak-anaknya tidak dibunuh.
Bagi pemerintah kolonial Inggris, bagaimanapun juga Thomas Parr tetap dianggap sebagai pahlawan karena jasa dan pengabdiannya
Pihak EIC kemudian mendirikan sebuah tugu peringatan atas kematian residennya pada peristiwa tersebut.
Bentuk bangunan seperti tugu ini memiliki ruangan dengan tiga buah pintu masuk berbentuk setengah lingkaran dengan enam buah pilar di sudut-sudut bangunan dengan berbentuk segi delapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: