Dolar AS Tembus Rp 16000, Rupiah Anjlok Mirip Kondisi Tahun 1998, Ada Apa ?
Dolar AS Tembus Rp 16000, Rupiah Anjlok Mirip Kondisi Tahun 1998, Ada Apa ?-Ilustrasi -Berbagai Sumber
RADARMUKOMUKO.COM - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) kembali anjlok ke titik kritis dengan menembus angka Rp 16.000. per dolar AS.
Fenomena anjloknya tukar rupiah terhadap dolar AS mengingatkan masyarakat Indonesia akan masa-masa ekonomi sulit ketika krisis moneter tahun 1998.
Namun, dengan tegas, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kondisi saat ini memiliki perbedaan fundamental dibandingkan dengan masa krisis tersebut tahun 1998.
Pada diskusi terkini, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menegaskan bahwa meskipun Rupiah mengalami depresiasi, indikator-indikator ekonomi makro Indonesia menunjukkan sinyal positif.
BACA JUGA:Pinjaman KUR BSI Bisa Rp 10 Juta Hingga Rp 500 Juta, Syaratnya Semudah Ini
BACA JUGA:Daftar KUR Mandiri 2024 Yang Mudah Diajukan Pinjaman Oleh UMKM
Inflasi yang merupakan salah satu indikator penting, berhasil dipertahankan dalam batas yang ditetapkan, yaitu sekitar 3,05% pada Maret 2024, jauh dari angka inflasi yang melambung tinggi pada tahun 1998.
Salah satu pembeda yang paling mencolok adalah kondisi cadangan devisa. Pada Maret 2024, cadangan devisa Indonesia berada pada posisi yang kuat dengan jumlah US$ 140,4 miliar, berbanding terbalik dengan kondisi pada tahun 1998 yang hanya berjumlah US$ 17,4 miliar. Cadangan devisa yang solid ini memberikan jaminan lebih bagi Indonesia untuk menghadapi tekanan ekonomi dari luar.
Depresiasi Rupiah pada tahun ini tercatat hanya sekitar 5,07%, angka ini tidak sebanding dengan depresiasi yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008.
Kebijakan yang diambil oleh BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan ekonomi makro dinilai efektif dan mampu menghindarkan Indonesia dari krisis serupa yang pernah terjadi.
BACA JUGA:Mobil Listrik Wuling Makin Diminati, Penjualannya Puncaki Klasemen, Ternyata Rahasianya Disini
BI juga proaktif dalam melakukan berbagai langkah antisipatif, termasuk intervensi di pasar valuta asing dan kebijakan moneter yang responsif.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan investor dan masyarakat terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: