Mudik Lebaran Hanya ada di Indonesia, Begini Sejarah Asal Mulanya

RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu ciri khas dan tradisi saat idul fitri di Indonesia, adalah mudik lebaran. Dimana para perantau dari berbagai daerah bahkan mancanegara pulang ke daerah asalnya untuk meryakan idul fitri bersama kelurga.

Mudik kini menjadi momen melepas kerinduan dengan keluarga saat merayakan Idul fitri. 

Bahkan mudik bukan hanya menjadi tradisi umat Islam saja, tetapi menjadi tradisi tahunan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Perlu diketahui, kegiatan mudik lebaran ini sudah ada dan dikenal sejak zaman Belanda oleh masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:Tips dan Trik Hemat Selama Mudik Hari Raya Idul Fitri

BACA JUGA:Pemudik Mulai Lewat, Warga Diminta Kurangi Aktivitas di Jalan Raya

Yang pasti mudik idul fitri juga membawa dampak ekonomi luar biasa bagi bangsa Indonesia, karena umumnya saat mudik, warga banyak menggunakan uang untuk berbelanja.

Melansir dari berbagai sumber, istilah mudik pertama kali muncul untuk menggambarkan para perantau yang tinggal di wilayah Betawi dan hendak pulang kampung.

Pada masa orde baru, sekitar 1970-an kata mudik mulai femiliar digunakan, orang-orang yang mengadu nasib di Jakarta memiliki kesempatan untuk mengunjungi kampung halamannya.

BACA JUGA:Mukomuko Siagakan Puluhan Tim Medis Bantu Kelancaran Arus Mudik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah

BACA JUGA:Pelajaran Dari Suku Asmat Papua, Walau Digembur Budaya Luar Identitas Mereka Tidak Hilang

Tradisi Mudik juga telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Indonesia sejak zaman dahulu. 

Para perantau kembali ke kampung halaman bukan hanya untuk merayakan Lebaran, tetapi juga untuk menjalankan tradisi membersihkan dan merawat makam leluhur, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan dalam mencari rezeki.

Untuk diketahui, mudik adalah singkatan dari 'mulih dilik' yang artinya pulang sebentar.

Sumber: