5 Pahlawan Indonesia Yang Meninggal Dunia Saat Masih Berusia Muda

5 Pahlawan Indonesia Yang Meninggal Dunia Saat Masih Berusia Muda

5 Pahlawan Indonesia Yang Meninggal Dunia Saat Masih Berusia Muda --

Pada bulan Februari 1945, selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, ia menjadi penggerak dan pemimpin pemberontakan milisi PETA. 

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang pertama dan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang pertama, tetapi gagal dilantik karena ia hilang waktu pemberontakan yang dikepalainya dipadamkan oleh pasukan Jepang. Hingga kini tidak ditemukan.

BACA JUGA:Rekomendasi Drama Korea yang Mengisahkan Cerita Tentang Kesehatan Mental, Bisa Kamu Tonton di Netflix

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat yang pertama pada 19 Agustus 1945. Karena ia tak pernah muncul, pada 20 Oktober 1945 ia dicopot dari jabatan itu. 

Ia adalah satu-satunya orang yang dipilih menjadi menteri saat masih berusia kepala dua. 

RW Monginsidi

Pahlawan nasional satu ini berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan. Namanya Robert Wolter Mongisidi lahir di Malalayang, Manado, pada 14 Februari 1925. 

Monginsidi bersama pemuda di Makassar terjun dalam Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda pada 17 Juli 1946. 

Namun, akhirnya dia ditangkap dan pada 5 September 1949 dieksekusi oleh tim penembak Belanda. Saat itu usianya 24 tahun.

BACA JUGA:Gunung Merapi Sumbar Meletus, Viral Video Korban Bermandi Lumpur

Secara anumerta, Robert dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1973. 

Selain itu, namanya dijadikan sebagai nama bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara dan kapal angkatan laut Indonesia KRI Wolter Mongisidi. 

Abdul Halim Perdanakusuma

Halim Perdanakusuma asal Sampang, kelahiran 18 November 1922. Halim gugur pada 14 Desember 1947, ketika ia berusia 25 tahun. 

Ia gugur saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera, yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: