Kota Tua Jakarta Jejak Sejarah Bangsa, Dikuasai 2 Kerajaan, Dijajah Belanda Hingga Jepang, Ini Umurnya
Kota Tua Jakarta Jejak Sejarah Bangsa, Pernah Dikuasai 2 Kerajaan dan Dijajah Belanda Hingga Jepang, Segini Umurnya--
RADARMUKOMUKO.COM - Kota Tua Jakarta merupakan salah satu tujuan bersantai masyarakat untuk mendapat udara segar, disela-sela kesibukan dan kebisingan ibu kota Jakarta yang penuh polusi. Karna pusat ibu kota Indonesia ini tidak pernah tidur dari berbagai aktivitas dan deru kendaraan.
Kota Tua berada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, secara administratif beralamat di Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.
Ditemani Adi dari Rakyatbengkulu.disway.id atau disway WSM group, Pada Jumat, 13 oktober 2023 sekitar Pukul 22.15 WIB kami menyempatkan diri untuk mendatangi Kota Tua yang sangat terkenal ini. Setiap warga yang datang ke Jakarta senantiasa berkunjung ke tempat yang pernuh dengan sejarah tersebut.
BACA JUGA:Kisah Cinta Seokarno, Menaklukkan Gadis-Gadis Belanda Hingga Berani Melamar
Saat kami datang, Lokasi Kota Tua Jakarta ini sudah tutup karena larut malam. Beruntung saat itu petugas penjaga yang baik hati, memberi izin kami masuk karena pertimbangan sudah datang dari jauh yaitu Bengkulu, Pulau Sumatera. Walau hanya diberi waktu 15 menit untuk berkeliling, saya dan kawan-kawan sudah puas.
Dengan sudah melihat langsung bangunan Kota Tua yang begitu megah dan kokoh ini, maka makin memperkuat rasa dan keyakinan bagaimana perjuangan para pendahulu untuk bangsa ini.
Dirangkum dari berbagai sumber, dalam sejarahnya Kota Tua Jakarta awalnya pusat kerajaan Sunda dari tahun 932 dan 1579 masehi. Sekitar abad ke-14 kerajaan ini memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan Banten. Setidaknya Kota Tua pernah dikuasai oleh empat penguasa dan namanya selalu berubah.
Sekitar 1526, pelabuhan Sunda Kelapa diserang oleh tentara Kerajaan Demak dibawah pimpinan Fatahillah. Demak berhasil menduduki hingga diganti nama menjadi Jayakarta pada 22 juni 1527.
Dalam penguasaan Demak, wilayah dengan luas sekitar 15 hektar dengan pola tata kota tradisional Indonesia ini, sempat hancur diserang tentara VOC Belanda, sekitar tahun 1619. Saat itu pihak VOC dipinpin oleh Jan Pieters Zoon Coen, yang cukup ternak dalam sejarah.
Setelah secara penuh berkuasa 1620, ditempat ini Belanda membangun kota baru, diberi nama Batavia sebagai penghormatan atas kaum Batavieren suku bangsa yang menjadi nenek moyang orang-orang Belanda. Saat datang ke sana disebelah sungai ciliwung yang pusat kotanya, kini masih terlihat di sekitar Taman Fatahillah.
Oleh Belanda pada 1635, Kota tua yang kala itu bernama Kota Batavia diperluas ke sebelah barat sungai Ciliwung di atas kota Jayakarta yang hancur.
Belanda mmebangun Kota dengan rancangan komplit dengan sistem pertahanannya berupa tembok dan parit sekeliling kota. Dimana tata ruang kota dibagi ke dalam blok-blok yang dipisahkan oleh kanal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: