Keris Jenderal Soedirman, Kesaktianya Samarkan Kampung Nganjuk Tak Terlihat Belanda Lewat Pesawat

Keris Jenderal Soedirman, Kesaktianya Samarkan Kampung Nganjuk Tak Terlihat Belanda Lewat Pesawat

Keris Jenderal Soedirman, Kesaktianya Samarkan Kampung Nganjuk Tak Terlihat Belanda Lewat Pesawat--

RADARMUKOMUKO.COM -  Dikisahkan oleh Muhamad Roem bahwa Jenderal Soedirman memang seorang yang menyakini dan suka dengan dunia supranatural, sebab itu merupakan kegemaran dan kesukaan beliau, hal demikian selalu dipakai sa’at grilya atau sedang berdiplomasi formal dengan Belanda.

Beberapa hari sebelum terjadinya perundingan Renville di yogyakarta 17 Januari 1948 tiba-tiba Muhamad Roem di panggil Presiden Soekarno 

Soekarno meminta ketua delegasi Indonesia dalam perundingan nanti jiwa saudara harus di perkuat, untuk itu presiden memerintahkan untuk menemui Jenderal Soedirman terlebih dahulu, awalnya M Roem menolak karena belum mengerti tetang urusan seperti itu.

Dan hebatnya lagi ternyata Panglima Soedirman sudah menunggu di rumah bersama seorang anak muda yang langsung dikenal dengan MroeM sebagai anak pintar.

BACA JUGA:Pria dan Wanita Perlu Baca Ini! Jantung Pisang Dipercaya Berkhasiat untuk Kesehatan dan Memperpanjang Durasi

BACA JUGA:Berdayakan UMKM Unggulan Pedesaan, BRI Dorong Perluasan Pasar Produk Desa BRILiaN

Di rumahnya, Soedirman sudah menunggu, Sang Panglima ditemani seorang anak muda yang ia kenalkan kepada Roem sebagai “orang pintar”anak muda yang tak punya pekerjaan tetap itu yang akan mendoakan untuk memperkuatkan jiwa Menteri Dalam Negeri itu. 

Anak muda atau Dukun itu kemudian memberinya secarik kertas. Lalau Panglima Soedirman berpesan agar “Jimat ini tak boleh terpisah dari Saudara,” ucap Soedirman. dan “Kalau hilang, kekuatannya bisa berbalik. Jadi Jagalah sebaik-baiknya.”

Seterusnya jimat tersebut menemani Muhamad Roem untuk menhadapai delegasi Belanda yang keras kepala tidak mau pergi dari Indonesia.

Dikutip dari beberapa sumber, dalam pertemuan kedua delegasi itu, seorang diplomat Amerika Serikat yang jadi penengah dalam rundingan itu, Dia memuji M Roem dan delegasi dari Indonesia. 

“Saya sudah kesal karena Belanda begitu legalistik, tapi kalian bisa melawannya dengan legalistik juga. You are wonderful,” katanya, seperti ditulis Roem dalam Jimat Diplomat. 

Muhamad Roem, merupakan lulusan Rechts School (Sekolah Hukum) di Jakarta, hanya mesem sambil meraba jimat itu di saku celananya.

Selanjutnya dari cerita anak bungsunya Mohamad Teguh Soedirman dimana kisah seorang santri dari Pesantren Krapyak, Yogyakarta. 

BACA JUGA:Dorong Ekonomi Kerakyatan untuk Memberi Makna Indonesia, Kredit Mikro BRI Tumbuh 11,47%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: