Ketika Sultan Agung Menyerbu Batavia atau Jakarta, Pantang Surut, VOC Wajib Binasa

Ketika Sultan Agung Menyerbu Batavia atau Jakarta, Pantang Surut, VOC Wajib Binasa

Ketika Sultan Agung Menyerbu Batavia atau Jakarta, Pantang Surut, VOC Wajib Binasa--

RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu perang besar melawan penjajah pada awal mula masa penjajahan dilakukan oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia atau sekarang Jakarta. 

Kisahnya, sejak tahun 1621 Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus.

Serangan ini mulai tanggal 22 Agustus tahun 1628, di teluk Jakarta, dengan munculnya 59 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah Tumenggung Bahureksa dari Kendal dan tanggal 3 Desember 1628 dengan berangkatnya tentara Mataram.

Meskipun memiliki 10.000 orang pasukan, akan tetapi pasukan Mataram mampu dikalahkan oleh VOC karena kurangnya persiapan, setelah kejadian itu VOC menemukan kurang lebih 700 mayat.

BACA JUGA:Kisah Cinta Beda Agama Pahlawan Nasional, Terpisah Karena Keadaan Hingga Ditembus Peluru

BACA JUGA:Keris Kiyai Sekar Sejagad Soekarno Warangkanya Dulu Perak Disepuh Emas, Orde Baru Takmau Berbau Bung

Sejak akhir tahun 1619, Sultan Agung cemas setelah mendapatkan kabar VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten. Jayakarta yang kemudian namanya diubah menjadi Batavia itu adalah salah satu wilayah yang belum mampu ditaklukan Kerajaan Mataram.

Fakta VOC yang terkenal memperbudak pribumi juga mengganggu pikiran Sultan Agung. Sebelum Jayakarta takluk, VOC yang sebelumnya bermarkas di Kepulauan Banda, Ambon, Kepulauan Maluku, mengirimkan utusan untuk meminta izin kepada Sultan Agung untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram. 

Namun hal ini ditolak Sultan Agung karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini membuat hubungan Mataram dan VOC sejak saat itu renggang.

Sasaran Mataram berikutnya setelah Surabaya jatuh adalah Banten yang ada di ujung Barat pulau Jawa. Akan tetapi posisi Batavia yang menjadi penghalang perlu diatasi terlebih dahulu oleh Mataram. 

Bulan April 1628 Kyai Rangga bupati Tegal dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Tawaran tersebut ditolak pihak VOC sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang.

Pada 27 Agustus 1628, untuk pertama kalinya Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia. Rombongan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.

Rombongan itu kemudian disusul oleh rombongan lain yang dipimpin oleh Pangeran Mandureja pada Oktober 1628. Total jenderal, ada 10 ribu pasukan Mataram yang dikirim ke bekas Sunda Kelapa.

Namun akhirnya, tentara Mataram kocar-kacir menghadapi persenjataan VOC yang lebih modern. Sultan Agung geram, dua panglimanya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandureja dipenggal kepalanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: