Kisah Sang Mayor Daan Mogot Yang Gugur Terkubur Bersama Cinta dan Rambut Panjang Kekasihnya

Kisah Sang Mayor Daan Mogot Yang Gugur Terkubur Bersama Cinta dan Rambut Panjang Kekasihnya

Kisah Sang Mayor Daan Mogot Yang Gugur Terkubur Bersama Cinta dan Rambut Panjang Kekasihnya--

RADARMUKOMUKO.COM - Daniel Elias Mogot merupakan salah satu pejuang nasional yang lebih dikenal dengan panggilan Mayor Daan Mogot. Ia lahir di Manado pada tanggal 28 Desember 1927. Daan Mogot gugur dalam pertepuran Lengkong Tanggerang Selatan, Banten sia 17 tahun.

Dalam pertempuran ini, sebanyak 37 orang dari pihak Indonesia yang merupakan taruna militer juga menjadi korban.

Untuk mengingatkan sejarah perjuangan Mayor Daan Mogot bersama rekan-rekannya, didirikan dua tempat bersejarah, Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna di Jalan Daan Mogot dan Monumen Palagan Lengkong.

Pertempuran Lengkong adalah perang antara TKR pejuang kemerdekaan Indonesia yang dipimpin Elias Daniel Mogot atau Daan Mogot melawan penjajah Jepang di Desa Lengkong, Banten 25 Januari 1946. 

BACA JUGA:5 Tokoh Nasional Yang Pernah Dipenjara Secara Tak Adil Oleh Soekarno, Bukti Politik Itu Kejam

BACA JUGA:KUR BRI Rp 75.000.000 Juta Dengan Cicilan Hanya Rp 1,4 Jutaan, Berikut Ketentuannya

Nama Daan Mogor juga menjadi dijadikan sebagai nama sebuah jalan terkenal di Jakarta, karena jalan ini tak jarang alami kemacetan dan banyak pusat perkantoran.

Dalam sejarahnya, Daan Mogot sudah menjadi anggota paramiliter di usia remaja, 14 tahun. Ia kemudian menjadi pelatih Pembela Tanah Air (PETA). Karena kecerdasannya ia diangkat menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada tahun 1945 Daan Mogot bersama beberapa rekannya sesama prajurit mendirikan Akademi Militer Tangerang atau  Militaire Academie Tangerang (MAT). Daan Magot yang masih berusia 17 tahun terpilih menjadi direkturnya.

Peristiwa Lengkong yang menewaskan Daan Magor dan rekan-rekannya, bermula dari adanya informasi yang diterima Kepala Staf Resimen IV Tangerang pada 24 Januari 1946, bahwa Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau Konikrijk Nederlands Indische Leger (KNIL) sudah menguasai Parung dan akan merebut depot senjata tentara Jepang di Hutan Lengkong. Kala itu sudah keluar pernyataan kekalahan Jepang oleh sekutu.

Untuk mencegah agar senjata tentara Jepang tidak diambil Belanda, Mayor Daan Mogot ditugaskan untuk melucutinya.

Maka, keesokan harinya Mayor Daan Mogot memimpin puluhan taruna akademi, mendatangi markas tentara Jepang di Hutan Lengkong tersebut.

BACA JUGA:Pangeran Diponegoro Pilihara Burung Perkutut Karena 6 Keunikannya, Serta 4 Keturunannya Jadi Artis Terkenal

BACA JUGA:Kisah Pahlawan Wanita Andi Depu Asal Sulawesi,Teriakannya Bisa Bikin Tentara Penjajah Belanda Mundur Teratur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: