Kisah Heroik Suku Komering yang Terlupakan, Lawan Belanda Rela Mati Tolak Bayar Pajak Bumi

Kisah Heroik Suku Komering yang Terlupakan, Lawan Belanda Rela Mati Tolak Bayar Pajak Bumi

Kisah Heroik Suku Komering yang Terlupakan, Lawan Belanda Rela Mati Tolak Bayar Pajak Bumi --

RADARMUKOMUKO.COM - Perjuangan Raden Mas Said memiliki pasukan yang terdiri dari rakyat biasa, petani, nelayan, dan pedagang

Radarmukomuko.com-Suku Komering adalah salah satu suku bangsa pribumi Sumatra Selatan yang mendiami sepanjang aliran sungai Komering. 

Suku ini merupakan salah satu rumpun suku Lampung yang sangat berbeda dengan suku-suku di Sumatra Selatan pada umumnya yang kebanyakan rumpun suku Melayu.

Suku Komering memiliki sejarah perlawanan yang heroik terhadap penjajahan Belanda, namun sayangnya kurang mendapat perhatian dan penghargaan dari bangsa Indonesia. 

Perlawanan suku Komering terjadi pada tahun 1894, bersamaan dengan intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem.

Perlawanan ini dipicu oleh kebijakan Belanda yang mengharuskan suku Komering membayar pajak tanah dan hasil bumi kepada pemerintah kolonial.

BACA JUGA:Sederet Pahlawan Indonesia Yang Kebal Peluru Hingga Bisa Menghilang dari Pandangan Musuh

BACA JUGA:Kisah Pejuang Kebal Peluru Yang Menghadang Tank Belanda, Aman Dimod Menanti Gelar Pahlawan

Namun Suku Komering menolak untuk tunduk kepada Belanda, dan mereka memilih untuk melawan mempertahankan tanah dan kehormatan mereka, bahkan mati lebih baik ketimbang  hidup dijajah.

Suku Komering dipimpin oleh Raden Mas Said, seorang bangsawan dari Kerajaan Sekala Brak, salah satu kerajaan kuno di Sumatra Selatan.

Raden Mas Said memiliki pasukan yang terdiri dari rakyat biasa dan jelata, kaum petani, nelayan, dan para pedagang. 

Mereka menggunakan senjata tradisional seperti keris, tombak, parang, dan sumpit.

Perlawanan suku Komering berlangsung selama beberapa bulan, dan berhasil menggempur beberapa pos-pos Belanda di daerah Ogan Komering.

Namun sudah bisa ditebak,  Belanda tidak tinggal diam, dan mengirimkan bala bantuan yang lebih besar dan lebih modern. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: