Sederet Pahlawan Indonesia Yang Kebal Peluru Hingga Bisa Menghilang dari Pandangan Musuh

Sederet Pahlawan Indonesia Yang Kebal Peluru Hingga Bisa Menghilang dari Pandangan Musuh

Pahlawan indonesia yang dikenal sakti-Ilustrasi-Radar Mukomuko

Ia juga di gelari 'tuanta salamaka RI gowa' Artinya yaitu "tuan guru penyelamat kita dari Gowa".Oleh para pendukungnya.

Sejak usia 15 tahun ia sudah belajar agama Islam di cikoang lalu memperdalam ilmunya di berbagai tempat mulai dari Banten, Aceh hingga ke Mekkah selama bertahun-tahun.

Ketika pasukan Sultan Ageng di kalahkan Belanda pada tahun 1682, syekh Yusuf di tangkap dan di asingkan ke Srilangka lalu di larikan ke Afrika Selatan karena Belanda takut dengan kesaktiannya dalam menggerakkan pasukan.

Ia juga di percaya menguasai ilmu halimun. Yakni bisa menghilang kebal dan senjata tajam, serta senjata api.

Nelson Mandela bahkan menyebutnya sebagai salah seorang putra Afrika terbaik. Karena sebagai ulama pejuang syekh Yusuf menjadi isnpirasi perjuangan bagi rakyat Afrika Selatan.

 

Kiai Moenasir 

Kiai Moenasir secara umum memberikan andil besar dalam mengusir penjajah dari ibu pertiwi. Dirinya yang bergabung hingga melatih dalam kelompok militer didikan Nahdlatul Ulama.

Sejak lulus pesantren, ia mengangkat senjata hingga menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Condromowo dan dikenal dengan ahli perang gerilya. 

Sosoknya juga dikenal sakti, ia memiliki ilmu  Condromowo dan karena itu ia dipercaya menjadi komandan batalyon yang  diberi nama Condomowo. Condro artinya mata, mowo artinya bara api. Ilmunya terkenal dapat menghilang, tidak terlihat oleh musuh.

BACA JUGA:Pertempuran Saipan, Aksi Bunuh Diri Puluhan Ribu Orang Jepang Dari Pada Terhina Kalah Perang

BACA JUGA:Tradisi Aneh Suku Brokpa Berlomba Menghias Istri Agar Tertarik Oleh Lelaki Lain

Kisahnya pernah suatu malam, Kiai Moenasir dan pasukannya turun dari Pacet untuk menyerang tentara kolonial Belanda yang bermarkas di utara Alun-alun Kota Mojokerto. Sebab, ia menerima informasi penjagaan pasukan penjajah sedang renggang.

Saat sampai di Jembatan Brangkal yang sekarang menjadi jalan nasional Surabaya-Madiun, Moenasir dan pasukannya berpapasan dengan patroli tentara Belanda bersenjata lengkap dan panser.

Karena mendadak, beliau tidak bisa lari, kalau lari akan terlihat oleh musuh. Beliau menyuruh anak buahnya pegangan berantai ke pundaknya. Saat Belanda lewat, beliau dan pasukannya tak terlihat. Padahal posisi mereka di atas jembatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: