Mengapa Orang Indo Belanda Jarang Ditemukan di Indonesia, Ternyata Begini Kisah Kelamnya
Mengapa Orang Indo Belanda Jarang Ditemukan di Indonesia, Ternyata Begini Kisah Kelamnya--
RADARMUKOMUKO.COM - Seperti diketahui, Belanda menjajah Indonesia sangat lama, yaitu hampir 3,5 abad lamanya. Dalam kurun waktu tersebut, sudah pasti orang-orang Belanda beranak pinak di Indonesia.
Sesuai fakta cerita masa lalu, jumlah orang Indo Eropa di Indonesia sangat banyak, bukan saja tentara tapi juga warga sipil atau peranakan yang menjadi pedagang, kariawan perusahaan dan sebagainya.
Banyaknya orang Belanda yang beranak pinak di Indonesia kala itu juga tergambar dari peninggalan bangunan megah khas eropa di Jakarta di sekitaran kompleks Kota Tua, Jalan teramai menjelang mudik lebaran yaitu Jalan Pantura, benteng-benteng dan daerah lainnya. Mungkin sebagian bangunan tua ini sudah hilang.
Terus mengapa orang keturunan Belanda sangat sedikit di Indonesia?
Tentu hal ini sering dipertanyakan, bahkan jika berujuk dari beberapa negara yang dijajah lainnya, masyarakatnya bisa menggunakan bahasa penjajah tersebut, sementara warga Indonesia tidak bisa berbahasa Belanda.
Merangkum dari berbagai sumber, konten media sosial yang bahas hal ini, ada beberapa faktor penyebabnya. Namun salah satu pendapat yang ramai, adalah terkait dengan peristiwa masuknya Jepang dan kemudian peristiwa "masa bersiap" setelah kemerdekaan.
BACA JUGA:Alasan Warga Indonesia Tidak Bisa Bahasa Penjajah Belanda, Beda dengan Malaysia dan Singapura
Diketahui Jepang menjajah Nusantara pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta.
Seperti diketahui, walau singkat namun penderitaan rakyat selama penjajahan Jepang luar biasa, karena terjadi perbudakan, kerja paksa, pelecehan dan tindakan tak manusiawi lainnya.
Yang menjadi kekejaman Jepang bukan saja warga pribumi Indonesia, tapi juga orang-orang eropa lainnya, terkhusus lagi orang Belanda yang berhasil mereka kalahkan.
Ketika Jepang berkuasa 8 Maret tahun 1942, kondisi yang dihadapi orang Belanda berbalik 90 derajat dibanding dengan masa kekuasaan mereka di Indonesia.
Setelah Gubernur Jendral van Starkenborgh menyerah, ia langsung ditawan. Selain itu semua orang Belanda atau Eropa pun juga ditangkap. Wanita, laki-laki, tua, muda bahkan sampai anak kecil, balita juga ikut ditawan.
Diantaranya ada lari ke luar Indonesia, melarikan diri ke hutan ataupun tempat terpencil yang sulit ditemukan oleh militer Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: