Tan Malaka, Pahlawan Berjasa Besar Yang Terlupakan Hingga Tak Diketahui Makamnya
Tan Malaka, Pahlawan Berjasa Besar Yang Terlupakan Hingga Tak Diketahui Makamnya--
Masa studi tahun 1916 sudah diakhiri dengan ujian lisan & tulisan namun untuk ijazah dirinya harus mengikuti ujian berbeda, ujian ini berhasil dilalui pada November 1919 yang sebelumnya telah gagal dua kali ujian lisan.
BACA JUGA:Lima Pahlawan Cantik Asal Aceh Yang Angkat Senjata Melawan Belanda
BACA JUGA:Kisah Halim Perdanakusuma, Pahlawan Nasional, Dalam Waktu Singkat Jasanya Begitu Besar
Saat kembali, dia diangkat menjadi tenaga pengajar para kuli di Senembah, Deli, Sumatera Utara oleh Dr. C. W. Janssen.
Dari Semaun, Tan Malaka dibawanya ke Semarang sebagai guru di sekolah Hollandsch-Inlandsche School (HIS), dibuka oleh pemerintah di Pekalongan, Semarang.
Lalu, 6 Juni ‘21, Sarekat Islam (SI) atas surat kepada Residen mendirikan sebuah sekolah di Semarang dan Tan Malaka menjadi pemimpin serta tenaga pengajar satu-satunya sebelum mengkaderisasi murid-muridnya sebagai guru.
Perkembangan di kota lain, Bandung, didirikan Sekolah SI dan berkecimpung secara kegiatan sosial di sana. Kemudian, 13 Februari ‘22 Tan Malaka ditangkap.
Ditahan, diinterogasi oleh reserse mengenai kegiatan politiknya di sekolah rakyat, dipindahkan dari Bandung ke Semarang bersama Piet Bergsma dan Subidio (pimpinan PKI).
Setelah masa tersebut, Tan Malaka meminta melalui Telegraf dibuang ke Belanda, bersedia menanggung biaya pemberangkatan pribadi tanpa bantuan pemerintah. Nona Sneevliet membantu biaya, tanggal 24 Maret direncanakan setelah urusan di Semarang selesai – ia diberangkatkan ke Belanda.
Tan Malaka dikenal oleh kaum komunis di Belanda dan diundang ke pertemuan di Amsterdam oleh Dr. W. Van Ravesteyn, anggota Komunis Majelis Rendah. Meskipun tidak berhasil memenangkan pemilihan anggota Majelis Rendah, Tan Malaka terus berjuang di Belanda dan Moskow dalam Komintern ke-IV, sidang ke-VII pada 12 November 1922.
Setelah kongres, ia diminta untuk menyusun buku tentang Indonesia oleh Profintern (Himpunan serikat-serikat buruh komunis) dan banyak menulis artikel di harian komunis, surat kabar Profitern dan De Tribune.
Pada akhir tahun 1923, Tan Malaka pergi ke Kanton (Guangdong), Cina, di mana ia bertemu dengan Dr. Sun dan diberi sanjungan yang tinggi.
BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang
Hubungan dengan PKI dijalin melalui dokumen rahasia diserahkan ke Alimin perihal Kongres PKI pada Juni 1924. Kongres Buruh Angkatan menyimpulkan bahwa Tan Malaka akan diberikan tanggung jawab mengurus Biro dan media The Dawn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: