Tradisi Batombe, Acara Pernikahan di Sumatra Barat, Berpantun Saling Sindir Selama Tujuh Hari

Tradisi Batombe, Acara Pernikahan di Sumatra Barat, Berpantun Saling Sindir Selama Tujuh Hari

Tradisi Batombe, Acara Pernikahan di Sumatra Barat, Berpantun Saling Sindir Selama Tujuh Hari --

Pakaian ini terdiri dari baju kurung berwarna hitam atau merah dengan hiasan emas, celana panjang berwarna hitam atau merah dengan hiasan emas, dan kain sarung songket. 

Pakaian ini juga dilengkapi dengan aksesori seperti ikat kepala, ikat pinggang, dan keris.

BACA JUGA:7 Tradisi Pernikahan Paling Unik di Indonesia, Kawin Colong Hingga Membeli Pengantin

Asal-usul tradisi batombe tidak diketahui pasti. Namun, menurut cerita yang berkembang di masyarakat, tradisi ini muncul pada saat gotong royong membangun rumah gadang atau masjid. 

Saat itu, ada kayu yang sudah ditebang namun tidak bisa diangkat atau digeser. 

Para perempuan yang bertugas menyiapkan bekal mencoba memberi semangat kepada para pria dengan cara berpantun. 

Tanpa disadari, kayu tersebut akhirnya bisa dipindahkan ke lokasi pembangunan rumah.

BACA JUGA:Tradisi Unik Pernikahan di Skotlandia Diteriaki, Pengantin Dilumuri Bau Busuk dan Menjijikan

Batombe merupakan warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. 

Tradisi ini mengandung nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kebersamaan, keceriaan, kreativitas, dan kearifan lokal. 

Batombe juga menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di Sumatera Barat yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : www.antaranews.com dan www.republika.co.id 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: