Tradisi Marime Suku Gipsi Menculik Anak Gadis, 5 Hari Disandera Boleh Dinikahi Oleh Penculik

Tradisi Marime Suku Gipsi Menculik Anak Gadis, 5 Hari Disandera Boleh Dinikahi Oleh Penculik

Tradisi Marime Suku Gipsi Menculik Anak Gadis, 5 Hari Disandera Boleh Dinikahi Oleh Penculik--

RADARMUKOMUKO.COM - Mungkin Anda pernah mendengar tentang tradisi menculik pengantin yang dilakukan oleh beberapa suku di dunia, seperti suku Kirgizstan, suku Hmong, atau suku Tzeltal.

Namun, tahukah Anda bahwa ada juga masyarakat yang melakukan tradisi ini di Eropa?

Mereka adalah masyarakat Romani Gipsi, sebuah kelompok etnis nomaden yang tersebar di berbagai negara Eropa.

BACA JUGA:Kemendikbudristek Luncurkan Aturan Terbaru Tentang Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan

Masyarakat suku Romani Gipsi memiliki tradisi yang cukup meresahkan yakni menculik gadis untuk dinikahi.

Di sana menculik gadis dilegalkan dan jika bisa menyanderanya selama 3-5 hari maka gadis itu bisa dinikahi oleh si penculik.

Tradisi ini dikenal dengan nama "marime" atau "kampania", yang berarti "pencurian" dalam bahasa Romani.

BACA JUGA:Ciri Orang Pendek Misterius Penghuni Bukit Barisan dan Gunung Kerinci

Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mempercepat proses pernikahan dan menghindari biaya mahar yang mahal. Selain itu, tradisi ini juga dianggap sebagai bentuk romantisme dan keberanian bagi para lelaki Romani Gipsi. Mereka percaya bahwa jika seorang gadis diculik oleh seorang lelaki, maka itu berarti lelaki itu sangat mencintainya dan rela mengambil risiko untuk mendapatkannya.

Namun, tradisi ini tentu saja menimbulkan banyak masalah dan kontroversi.

Banyak gadis yang menjadi korban penculikan mengalami trauma psikologis, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual.

BACA JUGA:Ini Sosok Wanita Yang Membuat Pangeran Diponegoro Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Mereka juga kehilangan hak untuk memilih pasangan hidup mereka sendiri dan harus menyesuaikan diri dengan keluarga baru yang asing.

Selain itu, tradisi ini juga melanggar hukum hak asasi manusia dan kesetaraan gender.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: