Tradisi Sunat Bambu Suku Atoni Meto, Diminta Berhubungan dengan Wanita Asing

Tradisi Sunat Bambu Suku Atoni Meto, Diminta Berhubungan dengan Wanita Asing

Tradisi Sunat Bambu Suku Atoni Meto, Diminta Berhubungan dengan Wanita Asing-Istimewa-Dok

RADARMUKOMUKO.COM - Dulu, semua masyarakat hidup secara tradisional, karena kondisi kala itu masih jauh dari kata modern. Semua kebutuhan dan kegiatan dilakukan secara tradisional, termasuk dalam hal pengobatan masih mengandalkan dukun dan obat-obat tradisional.

Tidak ada rumah sakit ataupun dokter untuk tempat berobat atau merujuk orang sakit. Jika sang dukun gagal mengobati atau obat tradisional tidak mapan, maka pasien tidak akan sembuh.

BACA JUGA:Suku Tuareg Beragama Islam, Pria Wajib Berjubah Tapi Wanita Hidup Bebas

Termasuk dalam hal sunat bagi laki-laki juga dilakukan secara tradisiona, menggunakan alat seadanya tanpa bius.

Namun ada yang unik dilakukan oleh Suku Atoni Pah Meto yang mendiami kawasan Timor Barat, Nusa Tenggara Timur masih mempertahankan tradisi sunat bambu yang merupakan warisan pendahulunya.

BACA JUGA:8 Suku Asal Wanita Cantik di Dunia, Nomor 7 Kamu Pasti Tahu

Anehnya lagi, biasanya sunat dilakukan saat anak laki-laki masih kecil, di suku ini pria yang sudah berusia remaja akan disunat menggunakan pisau tajam.

Sunat bambu dalam tradisi sifon dilakukan oleh seorang mantri yang disebut ahelet. Secara garis besar, prosedur pelaksanaan sunat ini tidak jauh berbeda dengan sunat tradisional pada umumnya.

Pelaksanannya jauh dari standar medis yang berlaku sehingga sangat berisiko bagi kesehatan.

BACA JUGA:Fakta Suku Polahi, Ayah Boleh Nikahi Putrinya dan Ibu Boleh Kawin Dengan Putranya

Dirangkum dari berbagai sumber, pada pelaksanaan sunat bambu Suku Atoni Pah Meto, sebelum disunat, sang pemuda akan diminta untuk mengumpulkan dan menghitung batu sesuai dengan jumlah perempuan yang pernah terlibat hubungan badan dengannya. 

Setelah itu, tukang khitan atau sunat yang disebut ahelet, meminta pria berendam di air sungai yang mengalir. 

Sungai dipilih sebagai tempat ritual dengan tujuan mencegah kehilangan banyak darah ketika proses sunat dilakukan. Ahelet kemudian menyunat penis menggunakan bambu yang telah diruncingkan. 

Kulup penis pria akan dijepit dengan bambu. Setelah itu, penis dibalut dengan daun kom. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: