9 Suku Asli Indonesia Terancam Punah, Nomor 7 Karena Miras dan HIV/AIDS

9 Suku Asli Indonesia Terancam Punah, Nomor 7 Karena Miras dan HIV/AIDS

9 Suku Asli Indonesia Terancam Punah, Nomor 7 Karena Miras dan HIV/AIDS-Istimewa-Berbagai sumber

Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam. 

Kini jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 keluarga. 

Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. 

BACA JUGA:8 Suku Asli Sumatera Utara, Keunikannya yang Perlu Diketahui

Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu.

5. Suku Sakai di Riau

Suku Sakai merupakan suku asli yang berada di provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah pindah dari satu hutan ke hutan lain. Sesuai dengan arti nama sakai yang berarti anak anak negri yang hidupnya disekitar sungai. 

Mata pencaharian suku ini bersumber dari kekayaan yang ada di sungai yakni ikan.

Banyak masyarakat yang beranggapan suku sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka diremehkan bahkan dianggap rendah. Kini suku sakai sangat sedikit populasinya bahkan terancam punah. 

BACA JUGA:6 Suku Batak dan Perbedaan Bahasa, Budaya, Rumah Adat dan Motif Pakaian Adat

Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon. Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. 

Kini suku sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup. System kebijakan yang diterapkan Negara justru membuat suku suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.

6. Suku Samin

Berlanjutnya ke Suku Samin Bojonegoro yang hidup dikawasan hutan seluas 74 ribu hektar di kecamatan margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Hingga saat ini suku samin di Bojonegoro masih tetap ada namun banyak mengalami perubahan. 

Ajaran samin yang disebarkan oleh samin sorosentiko adalah bentuk sebuah penolakan terhadap budaya colonial belanda yang muncul pada masa penjajahan belanda abad 19 di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: