Suku Batak Ternyata Bersaudara dengan Suku Komering di Sumatera Selatan
Suku Batak Ternyata Bersaudara dengan Suku Komering di Sumatera Selatan-Dok-Berbagai sumber
BACA JUGA:15 Suku Sumatera Barat, Malaysia dan 4 Provinsi Ini Masuk Kerajaan Minangkabau
Belum diketahui pasti kapan dimulainya penggunaan kata Komering untuk menyebut sungai dan penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Dari masa Kerajaan Sriwijaya abad 7 Masehi sampai pada masa Kesultanan Palembang abad 17 sungai dan daerah sekitarnya belum disebut komering, daerah ini disebut dengan 'Minanga'. Dalam bahasa komering (proto Melayu purba), Minanga berarti muara sungai.
Pada masa kedatangan It-Shing seorang Pendeta Buda dari Cina ke kerajaan Sriwijaya tahun 671 Masehi, Sungai Komering masih bermuara ke laut dengan Minanga sebagai pusat kota terletak di muara sungai. Sedangkan pada masa kesultanan palembang (abad ke 17) sungai Komering sudah bermuara ke sungai Musi seperti sekarang ini.
Perubahan muara sungai ini terjadi karena proses sedimentasi daerah pantai timur Sumatera dan perubahan alur aliran sungai tersebut. Nama Minanga sebagai nama tempat sudah ada sebelum Van Rokel membaca prasasti kedukan bukit tahun 1924.
BACA JUGA:5 Suku Asli Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya adalah Penunggu Bukit Barisan
Oleh karena itu nama Minanga di Komering Ulu itu bukanlah mencontoh kebesaran nama dalam prasasti kedukan bukit. Hal tersebut terlihat dalam suatu piagam perjanjian tahun 1629 dengan memakai tulisan Arab-Melayu oleh kesultanan Palembang yang pada waktu itu berkuasa Sedaing Kenayan, mengenai tapal batas Marga Minanga. Piagam tersebut masih tersimpan sebagai dokumen Marga Semendawai Suku III Kabupaten OKU Timur.
Kata 'Komering' mulai dipopulerkan oleh bangsa Belanda dengan sebutan 'khemering' dari kata Kembiring yang diartikan juga dengan makhluk sakti semacam harimau jadi-jadian. Sampai sekarang belum ditemukan literatur yang menghubungkan penyebutan Khemering oleh Bangsa Belanda dengan Makam Komering Singh.
Meskipun nama Komering terlanjur melekat, tapi sebagian orang berpendapat suku yang mendiami sepanjang sungai Komering lebih tepat disebut suku Semendawai.
Pada sebelum tahun 600 Masehi terdapat suku di pedalaman Sumatera Selatan yang di kenal dengan nama suku Sakala Bhra (purba) yang berarti Titisan Dewa. Suku ini mendiami daerah pegunungan dan lembah bagian utara di sekitar gunung Seminung daerah perbatasan Sumatera Selatan dengan Lampung.
BACA JUGA:5 Suku di Pulau Jawa dan Asal Usul Suku Jawa
Suku ini terpecah menjadi dua kelompok masyarakat, yang pertama yang mendiami kawasan sekitar gunung Seminung dan turun ke lembah bagian utara sampai ke Lampung.
Kemudian sebagian lagi turun ke daerah bawah dengan mengikuti aliran sungai di daerah huluan Sumatera Selatan yang kemudian di kenal dengan suku Samanda Di Way, yang berarti orang yang mengikuti aliran sungai, dan berakhir di Minanga (purba). Suku ini yang kelak kemudian asal mula suku Daya, Komering, Ranau,. (Van Royen -1927)
Kelompok Samanda di way atau dengan dialek sekarang menjadi Semendawai, selanjutnya disebut Komering, adalah kelompok masyarakat yang mendiami mulai dari hulu (Muaradua) hingga di muara (Minanga).
Pada awalnya adalah kelompok masyarakat kecil yang bermigrasi dari pegunungan turun mengikuti aliran sungai, kemudian mereka berpencar mencari tempat-tempat strategis untuk menetap dan mendirikan ke Puhyangan. Diantaranya Puhyangan Ratu Sabibul pendiri daerah Gunung Batu (Manusia Gunung).
Puhyang Kai Patih Kandi pendiri daerah Maluway/ Manduway, berarti petunjuk arah sungai. Puhyang Minak Ratu Damang Bing pendiri daerah Minanga (Muara).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: