Ijazah Satu Kelas Mahasiswa Disita Lantaran ChatGPT

Ijazah Satu Kelas Mahasiswa Disita Lantaran ChatGPT

Chat GPT bisa gantikan peran manusia --

RADARMUKOMUKO.COM – Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasam buatan atau AI telah menemukan jalannya ke berbagai aspek Kehidupan manusia termasuk dalam pendidikan.

Meski memiliki dampak yang positif terhadap berbagai sektor, terdapat beberapa hal hang perlu menjadi lerhatian.

Sebuah kejadian baru saja terjadi di Texas A&M Univerity Commerce yang telah memunculkan kekhawatiran terhadap teknologi kecerdasan buatan tersebut.

Di mana, seorang Profesor secara tidak sengaja telah melakukan kekeliruan Yaitu menuduh seluruh mahasiswa di kelasnya melakukan plagiarisme berdasarkan penggunaan model bahasa yang disebut dengan ChatGPT.

BACA JUGA:Kades Disekap Warga Selama Lima Jam, Alasannya Bikin Geleng-Geleng

Kejadian tersebut pun memicu diskusi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam pendidikan dan perlu pedoman yang lebih jelas dalam memecahkan kesalahpahaman tersebut.

Kisah tersebut berawal dari saat Profesor Dr. Jared Mumm memenafaatkan ChatGPT untuk Menguji apakah mahasiswanya telah menggunakan kecerdasan buatan tersebut dalam membuat tugas akhir mereka.

Namun, ia tidak menyadari bahwa ChatGPT tidak berfungsi sebagai alat Pendeteksi Plagiarisme.

Maka dari itu, setelah melakukan pengecekan makalah melalui ChatGPT, AI secara keliru telah mengklaim bahwa seluruh tugas yang dibuat oleh chatbot tersebut dilakukan dengan plagiarisme yang tinggi.

Akhirnya, satu kelas tersebut pun menghadapi tuduhan Plagiarisme yang menyebabkan penahanan sementara ijazah mereka.

BACA JUGA:ChatGPT Kini Tersedia di iOS Gratis, Begini Cara Mengunduhnya

Dr Munm gagal dalam setiap esai dengan nilai “X” yang beri mahasiswa pilihan untuk menyerahkan tugas tata rias atau beresiko gagal dalam kursus dan dinyatakan tidak lulus.

Beberapa siswa pun berusaha untuk membuktikan keaslian karya mereka dengan memberikan Stempel waktu di Google Documents mereka, namun profesor tersebut dengan acuh menjawab “Saya tidak menilai omong kosong AI.”

Meski seorang mahasiswa berhasil membersihkan namanya dengan memberikan Stempel waktu di Google Documents nya serta menerima permintaan maaf, masa tersebut telah diteruskan ke administrasi universitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: