Lima Ternak Sapi Program Ketahanan Pangan Tewas

Lima Ternak Sapi Program Ketahanan Pangan Tewas

Jembrana: Ternak sapi program ketahanan pangan Desa Gajah Mati--

SUNGAI RUMBAI, RADARMUKOMUKO.COM - Virus mematikan ternak sapi meluas di wilayah Kecamatan Sungai Rumbai. Baru-baru ini ada 5 ekor ternak sapi program ketahanan pangan milik desa dilaporkan mati. Yaitu, satu ekor ternak sapi milik Desa Gajah Mati, satu ekor ternak sapi milik Desa Gading Jaya dan tiga ekor ternak sapi milik Desa Padang Gading. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pulai Payung Ipuh. Lima ekor ternak sapi yang mati itu bukan karena virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Tetapi karena terpapar virus Jembrana ganas. Sehingga membuat ternak sapi demam hingga mati.

Kepala Desa (Kades) Padang Gading, Pujianto saat dihubungi mengaku, memang ada 3 ekor ternak sapi program ketahanan pangan yang direalisasikan tahun 2022 ini dilaporkan mati. Sesuai dengan hasil pemeriksaan dari pihak Puskeswan, ternak itu mati dikarenakan virus Jembrana. "Ya, program ketahanan pangan kita ada dua jenis. Yaitu, budidaya ikan lele dan ternak sapi. Untuk program ternak sapi sudah 3 ekor yang mati karena virus jembrana. Padahal selama ini penanganan dari Puskeswan sudah ada. Tetapi namanya wabah kita tidak bisa berbuat. Untuk ternak yang masih hidup saat ini masih 6 ekor. Sekarang harus kita pisahkan. Untuk menghindari dari wabah virus ini," kata Pujianto Rabu,(21/12).

Senada disampaikan Kades Gading Jaya, Azwardi, ternak sapi program ketahanan pangan yang mereka realisasikan juga ada yang mati satu ekor. Kelompok pengelola program ini khawatir virus yang mematikan ini menular ke ternak yang lain. Karena saat ini masih ada 7 ekor ternak sapi yang masih hidup. Mereka dari desa harap ada penanganan khusus dari dinas terkait. Sehingga virus Jembrana ini bisa dikendalikan. "Ya, ternak sapi program ketahanan pangan kita satu ekor sudah mati. Sekarang indukan bibit sapi kita tinggal 7 ekor. Mudah-mudahan ternak yang masih hidup ini bisa bebas dari virus Jembrana dan bisa berkembang," harapnya.

Sementara Kepala Puskeswan Pulai Payung Ipuh, drh. Dede Indra saat dihubungi mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan pihaknya di lapangan, ternak sapi yang mati itu karena virus Jembrana. Ia mengaku sampai saat ini belum ada program vaksinasi untuk mencegah virus yang mematikan ternak sapi tersebut. "Lima ekor ternak sapi yang mati di wilayah kecamatan sungai rumbai itu, semuanya karena Jembrana. Kita sudah turun melihat langsung kondisi ternak yang mati tersebut. Dan memang sampai saat ini belum ada program vaksinasi pencegahan seperti pencegahan virus PMK," kata Dede Indra.

Kendati belum ada program vaksinasi untuk pencegahan virus Jembrana, kata Dede Indra, namun para pemilik ternak atau kelompok pengelola ternak sapi bisa melakukan pencegahan dengan cara. Mengkandangkan ternak sapi setiap sore. Memisahkan ternak sapi yang sehat dengan ternak sapi yang sudah sakit atau demam. Kemudian pemilik ternak harus menjaga minum ternak sapi yang sudah terjangkit Jembrana. "Petani bisa juga melakukan pencegahan dengan cara memberikan petamin kepada ternak sapi. Dan yang paling penting, pemilik ternak harus menjaga minuman ternak yang sudah terpapar Jembrana. Karena kalau ternak sapi sudah terjangkit Jembrana bawaannya haus. Kalau minumnya terlalu banyak maka ternak bisa langsung mati," bebernya.(ide)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: