Di Mukomuko, Jenazah Digendong Lalu Dibonceng Pakai Motor
MUKOMUKO - Peristiwa Selasa (3/8) dini hari, sekitar pukul 02.30 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko, sempat mengundang perhatian. Dibantu pihak keluarganya, seorang suami gendong jenazah istrinya keluar dari ruang jenazah RSUD Mukomuko. Kemudian, jenazah dibonceng. Dinaikkan ke atas sepeda motor, lalu dibawa ke rumah duka di Desa Dusun Baru Pelokan, Kecamatan XIV Koto, Kabupaten Mukomuko. Kejadian ini menimpa keluarga seorang buruh dodos kelapa sawit. Sebut saja Soni Efendi (42), warga Dusun Baru Pelokan. Dimana, istrinya bernama Ompilawati (38) yang dirawat di RSUD Mukomuko, sejak Senin (2/8) siang, dinyatakan meninggal dunia pada Selasa dini hari. Indra Taufik (54) dan didampingi Soni suami almarhumah, menjelaskan kejadian tersebut. Jenazah Ompilawati dibawa menggunakan sepeda motor, setelah menemukan jalan buntu dari pihak rumah sakit soal mobil ambulance. Dijelaskannya, disaat pengurusan jenazah, pihak RSUD mengatakan jenazah positif Covid-19. Pihak rumah sakit bersitegang, untuk proses pemulangan jenazah harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) penanganan COVID. Pihak keluarga tidak terima almarhumah dinyatakan meninggal dunia disebabkan COVID. Tanpa pikir panjang, pihak keluarga mengambil sikap dan membawa jenazah pulang ke rumah duka dengan menggunakan sepeda motor. ''Karena pihak keluarga almarhumah tidak ingin diproses secara COVID, lalu pihak RSUD tidak bersedia mengeluarkan mobil ambulance. Karena ingin cepat, lalu jenazah dibawa pulang pakai motor revo fit bonceng tiga,'' terang Indra Taufik. Diakuinya, saat dirawat di RSUD pada Senin siang, almarhumah sempat diperiksa kesehatannya dan menjalani rapid tes. Keterangan dari pihak rumah sakit, hasil dari rapid tes dinyatakan positif COVID-19. Kendati demikian, pihak keluarga tetap belum mempercayai hal tersebut, dengan alasan almarhumah sebelumnya juga telah mengidap penyakit bawaan dan sering bolak balik berobat di RSUD Mukomuko. "Memang waktu Ompilawati masuk Rumah Sakit Senin siang itu sempat diperiksa rapid tes. Katanya positif. Tapi keluarga tidak percaya almarhumah corona. Semasa hidupnya, belakangan ini, Almarhum jarang keluar rumah, dia cuma Ibu Rumah Tangga. Sekitar rumahnya tidak ada pula yang kena Covid. Intinya keluarga tidak mau pemakaman jenazah pakai standar Covid," beber Taufik diamini suami almarhum. Lanjut Indra Taufik, pihak keluarga sangat kecewa dengan pelayanan RSUD Mukomuko. Bahkan sempat mengundang emosi warga lain dan berencana ingin mendemo. Tapi niat itu diurungkan karena masih sibuk mengurus jenazah. "Kami ini, keluarga Soni ini cuma rakyat biasa, janganlah diperlakukan seperti itu. Seharusnya dibantu lebih. Terus terang sempat warga mau demo," sampainya. "Alhamdulillah, almarhumah sudah dimakamkan dengan layak di Tempat Pemakaman Umum desa kami," ujarnya. Pj Kades Dusun Baru Pelokan Basri kepada awak media, membenarkan informasi adanya pemulangan jenazah warganya dengan menggunakan sepeda motor. Hanya saja, ia belum mengetahui secara pasti mengenai penyebab kejadian itu. ''Ya benar, informasinya demikian. Tapi seperti apa kejelasannya, saya belum mengetahuinya,'' ungkap Basri. Terpisah, Direktur RSUD Mukomuko, dr. Syafriadi, Sp.PD tidakmenepis informasi tersebut. Penyebab kejadian ini, kemauan pihak keluarga yang tidak berkenan diproses secara SOP penanganan COVID-19. ‘’Setelah saya klarifikasi dengan petugas, menurut penilaian saya, pihak keluarga tidak sabar. Kita akui petugas yang mengurus jenazah tidak standby. Harus dihubungi dulu. Tidak benar jika ada yang mengatakan RSUD enggan memfasilitasi ambulance. Menurut saya, kejadian ini karena ada mis komunikasi,’’ pungkas Syafriadi. (nek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: