Pegawai Dinsos Mukomuko, Bermodal Rp 2 Juta Selamatkan ODGJ
Pengalaman di Perjalanan, Sering Numpang Menginap di Masjid
MUKOMUKO - Di tahun 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko melakukan penanganan pengantaran 20 pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ke Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat (RSJKO) Soeprapto, Kota Bengkulu.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Mukomuko, Saroni, SH kepada Harian Radar Mukomuko.Com ketika ditemui di kantornya, Kamis (28/1). Sejumlah pasien ODGJ tersebut, biaya penanganan pengantaran 17 orang ditanggung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020. Sementara, 3 lagi dibantu biaya swadaya masyarakat dan pemerintah desa.
''Biaya penanganan pengantaran orang gila hanya Rp 2 juta setiap kali berangkat. Itupun anggarannya sangat terbatas. Bayangkan, karena tidak ada anggaran, pengantaran 3 orang di tahun 2020 dibantu swadaya masyarakat,'' ungkap Saroni.
Penanganan pengantaran ODGJ, pegawai Dinsos Mukomuko senantiasa bersikap sabar dengan keadaan. Dengan jarak tempuh lebih kurang 600 kilometer pulang pergi Mukomuko-Bengkulu. Semua biaya selama dalam perjalanan hanya disediakan Rp 2 juta. Dana sebesar itu diperuntukkan untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), biaya makan dan penginapan.
''Kondisinya memang demikian, BBM, biaya sopir, satu orang pendamping, ditambah ODGJ dan termasuk keluarganya. Mau tak mau, cukup tak cukup terpaksa dicukupkan,'' imbuh Saroni.
Pengakuan Pujianto, salah seorang mantan petugas Penanganan Pengantaran ODGJ Dinsos Mukomuko. Berbagai pengalaman yang dihadapi dalam penanganan pengantaran ODGJ. Selama di perjalanan, terpaksa harus ngirit biaya. Bahkan ketika sampai di Kota Bengkulu, sebelum serah terima dengan pihak RSJKO, rumah ibadah menjadi alternatif tempat istirahat menjelang pulang ke Mukomuko. Belum lagi ketika mengalami kendala disaat dalam perjalanan, kerusakan kendaraan dan lainnya. Jika itu terjadi, bisa-bisa jatah uang makan yang harus dipakai.
''Ya harus bagaimana lagi. Tidak ada cerita menginap atau istirahat di hotel ketika menunggu serahterima dengan pihak RSJKO. Biasanya, kami menyesuaikan dengan keadaan. Cari Masjid terdekat dan menumpang istirahat disana,'' demikian Pujianto. (nek)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: