RADARMUKOMUKO.COM - Sudah hampir setahun berjalan, hingga kini program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo - Gibran belum dirasakan oleh siswa dan siswa madrasah di Mukomuko, baik MI, MTs maupun MAN.
Sementaran pelajar dari sekolah umum mulai tingkat PAUD, SD, dan SMP, di Kota Mukomuko, siswa-siswinya kebanyakan telah menikmati Makan Bergizi Gratis.
Kakan Kemenag Mukomuko, H. Widodo, diminta keterangannya mengatakan, untuk program MBG, sekolah di bawah naungan Kementrian Agama (Kemenag) yang ada di Mukomuko juga belum kebagian MBG.
Namun demikian, sejak awal data para muridi dari MI, MTs hingga MAN sudah diminta, bahkan beberapa kali diminta, seperti oleh petugas dari Kepolisian, ada dari mitra yang menjalankan MBG.
BACA JUGA:BPDPKS Gelontorkan Rp8,7 Miliar Bangun Sarpras Perkebunan Kelapa Sawit di Mukomuko
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Tablet Canggih Terbaik untuk Multitasking dan Pengganti Laptop saat Kerja
"Datanya sudah diminta, kami sampaikan selengkap-lengkapnya. Tapi untuk makan gratisnya belum datang, mungkin nanti," kata Widodo.
Menurut Widodo, jika makan bergizi gratis bisa menyasar madrasah, khususnya Pondok Pesantren, itu akan sangat membantu para pengurus dan pengasuh Ponpes.
Widodo menceritakan, ada Pondok Pesantren di daerah ini yang biaya makan hanya Rp 400 ribu sebulan. Dan santri biasanya full berada di pesantren selama sebulan dalam waktu 24 jam.
"Kalau dapat MBG pasti sangat terbantu. Ada Ponpes yang biaya makan Rp 400 ribu sebulan. Kalau dibagi 30 hari, berarti sekitar Rp 13 sampai Rp 15 ribu sehari. Kalau bagi 3 kali makan sehari, berarti sekitar Rp 5 ribu sekali makan. MBG pasti sangat membantu Ponpes," ujarnya.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Ponsel Murah dengan RAM 12 GB dan Memori 156 GB Terbaik
BACA JUGA:Tips Merebus Ubi Kayu Agar Empuk, Cara Yang Satu Ini Banyak Yang Belum Tahu
Ditambahkan Widodo, jumlah Madrasah ibtidaiyah di Mukomuko sebanyak 20 sekolah, Mts ada 18, dan MAN ada 7 sekolah. Total pelajar itu ada sekitar 8.500.
"MI, MTs dan MA itu sudah termasuk di Pondok Pesantren. Tapi ada juga Ponpes yang sekolah SD, SMP, dan SMA data santrinya itu di Dinas Pendidikan. Kalau pelajar madrasah sekitar 8.500 itu sudah kita sampaikan saat diminta yang katanya untuk MBG," demikian Widodo.*