BACA JUGA:Pemenang BRImo FSTVL 2024, Nasabah Bawa Pulang Mobil BMW hingga Tabungan Emas
Kemudian, pada Jum’at, 2 Mei 2025 petugas dokter hewan Dinas Pertanian Mukomuko ke Ipuh, dan disitu mendapat data 20 ekor ternak kerbau milik warga mati.
‘’Itu jumlah ternak mati yang dilaporkan ke kami, dan masih banyak ternak yang mati di perkebunan sawit warga yang tidak dilaporkan,’’ ujarnya.
Di lapangan, kata Pitriyani, para petugas dokter hewan melakukan identifikasi penyebab kematian ternak dengan melakukan pengambilan sampel darah dan paru ternak yang sudah mati.
‘’Dari identifikasi lapangan oleh petugas dokter hewan kami, kuat dugaan penyebab kematian ternak warga ini adalah terserang SE akibat dari serangan bakteri pasteurella multocida,’’ kata Pitriani.
Dikatakan Pitriyani, sampel ternak yang mati berupa darah dan paru telah dipacking dan dikirimkan ke Balai Veteriner Lampung untuk dilakukan cek laboratorium.
‘’Hasil diagnosa petugas dokter hewan kami, penyebab kematian ternak ini akibat serangan SE. Namun untuk memastikan itu, sampel darah dan paru yang kami ambil, dikirim ke Balai Veteriner untuk diproses cek laboratorium. Dan kami masih menunggu hasil cek laboratorium tersebut,’’ demikian Pitriyani.