Jujur Deh, Kamu Juga Kan? Beli Takjil Segambreng Pas Ngabuburit, Giliran Buka Cuma Dicoel Dikit

Senin 10-03-2025,12:30 WIB
Reporter : M. Asroful Anwar
Editor : Ahmad Kartubi

RMONLINE.ID – Bulan Ramadan selalu membawa berkah, tidak hanya dari segi spiritual, tetapi juga kuliner. Pasar takjil yang menjamur di sepanjang jalan menjadi surga bagi para pencinta makanan. Aneka jajanan tradisional dan minuman segar tersaji menggoda, membuat siapa saja ingin mencicipi semuanya. Namun, ironisnya, saat waktu berbuka tiba, hanya sedikit dari takjil yang dibeli tersebut yang benar-benar termakan. Fenomena “lapar mata” ini tampaknya menjadi tradisi unik yang selalu berulang setiap tahun. Lantas, apa saja alasan di balik kebiasaan ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

1.  Godaan Visual yang Memikat: Saat berburu takjil, kita seringkali terhipnotis oleh tampilan visual makanan yang begitu menggugah selera. Warna-warni cerah, aroma harum, dan penataan yang menarik mampu membangkitkan nafsu makan. Tak jarang, kita membeli makanan yang sebenarnya tidak terlalu kita inginkan, hanya karena tampilannya yang memikat. Dalam kondisi perut kosong setelah seharian berpuasa, godaan ini menjadi semakin sulit untuk ditolak.

BACA JUGA:Daripada Bengong, Mending Gerak Dong! Ini 5 Alasan Kenapa Bermalas-malasan Pas Puasa Itu Bikin Rugi Bandar!

BACA JUGA:4 Manfaat Mengonsumsi Kurma Setiap Hari Selama Bulan Puasa

2.  Variasi Menu yang Menggoda: Pasar takjil menawarkan beragam pilihan menu, mulai dari kolak, es buah, gorengan, hingga jajanan pasar lainnya. Keinginan untuk mencoba semua menu yang tersedia seringkali membuat kita kalap dalam berbelanja. Kita merasa sayang jika melewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan yang mungkin hanya muncul setahun sekali. Padahal, perut memiliki batasan kapasitas, dan tidak semua jenis makanan cocok untuk dikonsumsi saat berbuka.

3.  Efek Psikologis “Balas Dendam”: Setelah seharian menahan lapar dan haus, kita cenderung ingin “balas dendam” saat berbuka. Keinginan untuk makan sebanyak-banyaknya menjadi tidak terkendali. Kita merasa berhak untuk menikmati semua makanan yang kita inginkan setelah berjuang melawan godaan sepanjang hari. Efek psikologis ini seringkali membuat kita melupakan batas kenyang.

4.  Pengaruh Lingkungan dan Teman: Suasana ramai dan meriah di pasar takjil dapat memengaruhi keputusan kita dalam membeli makanan. Melihat orang lain membeli banyak makanan juga bisa memicu kita untuk melakukan hal yang sama. Apalagi jika kita berburu takjil bersama teman-teman, keinginan untuk “tidak mau kalah” bisa semakin kuat. Selain itu terkadang muncul rasa tidak enak karena teman sekumpulan membeli suatu takjil, sehingga terjadi pembelian yang tidak direncanakan.

5.  Perut yang “Mengecil”: Setelah seharian berpuasa, lambung kita cenderung menyusut. Akibatnya, kapasitas perut untuk menampung makanan menjadi lebih kecil. Meskipun kita merasa sangat lapar saat berburu takjil, kenyataannya perut kita tidak mampu menampung semua makanan yang kita beli. Proses ini adalah proses alami tubuh karena melakukan penyesuaian selama proses berpuasa.

BACA JUGA:Jangan Diamkan! Drainase Pantai Indah Mukomuko Ditutup Oknum, Lingkungan Masyarakat Terancam

BACA JUGA:4 Jenis Buah yang Sebaiknya Dihindari Saat Berbuka Puasa

Fenomena “lapar mata” saat berburu takjil memang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadan. Namun, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam memilih dan membeli makanan. Utamakan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta hindari pemborosan makanan. Dengan begitu, kita tidak hanya mendapatkan kenikmatan kuliner, tetapi juga keberkahan Ramadan.

Tips tambahan, belilah takjil saat sudah dekat waktu berbuka, sehingga dapat menekan sifat lapar mata. Lalu belilah takjil sesuai dengan kemampuan perut yang sudah melaksanakan puasa seharian. Terakhir, jika ada takjil yang bersisa dan masih sangat layak konsumsi, berikan kepada tetangga atau orang yang lebih membutuhkan.

Kategori :