RMONLINE.ID - Bagi banyak orang, menjadi anak pertama dalam keluarga tidak hanya berarti menjadi yang paling tua tetapi juga membawa beban tanggung jawab yang besar.
Istilah “sindrom anak pertama” sering digunakan untuk menggambarkan tekanan dan peran-peran yang diemban oleh si sulung, yang sering kali memiliki konsekuensi emosional dan psikologis yang signifikan. Berikut adalah lima tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin mengalami sindrom ini.
1. Harus Dewasa Sebelum Waktunya
Sebagai anak pertama, kamu mungkin dipaksa untuk bersikap dewasa sejak kecil. Ketika teman-teman sebayamu masih bermain tanpa beban, kamu sudah diajari untuk menjaga adik-adik, membantu pekerjaan rumah, atau bahkan mendampingi orang tua menghadapi berbagai masalah keluarga.
Situasi ini sering membuat anak pertama kehilangan momen masa kecil yang berharga. Akibatnya, mereka tumbuh dengan rasa tanggung jawab yang besar, namun sering merasa kehilangan kebebasan yang seharusnya dinikmati.
BACA JUGA:5 Game yang Diadaptasi Dari Film, Apa Sajakah Itu?
BACA JUGA:Apa Itu Mindfulness? Manfaat dan Cara Penerapannya
2. Parentifikasi: Menjadi Orang Tua Kedua
Parentifikasi adalah fenomena ketika anak pertama harus menjalankan peran seperti orang tua bagi anggota keluarga. Tanggung jawab yang seharusnya berada di tangan orang tua, seperti mengasuh adik-adik, memberikan nasihat emosional, atau mengelola kebutuhan keluarga, justru dilimpahkan pada anak pertama.
Kondisi ini dapat menyebabkan perasaan tertekan dan rentan terhadap kecemasan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk benar-benar menjadi anak-anak.
3. Beban Menjadi Teladan
Tekanan untuk menjadi contoh yang baik juga sering dirasakan oleh anak pertama. Mereka terus-menerus diberitahu bahwa mereka harus memberikan teladan yang sempurna untuk adik-adiknya. Harapan tinggi ini dapat menyebabkan rasa takut gagal yang sangat kuat.
Si sulung sering merasa bahwa mereka harus berprestasi dan memenuhi standar yang tinggi, baik dalam pendidikan, karier, maupun kehidupan sosial. Akibatnya, anak pertama rentan merasa stres dan merasa tidak cukup baik meskipun telah berusaha keras.
BACA JUGA:Jangan Langsung Dikonsumsi! Begini Cara Menghilangkan Residu Pestisida pada Buah-buahan
BACA JUGA:Asal-Usul Kerokan: Jejak Peradaban Kuno dan Kearifan Lokal di Balik Tradisi Pengobatan Masuk Angin