Ini Alasan Kenapa Kamu Tidur saat Pesawat Lepas dan Mendarat

Selasa 05-11-2024,18:30 WIB
Reporter : Reza Alfis Syahfar
Editor : Ferly Saputra

RMONLINE.ID - Tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat adalah hal yang cukup umum, tetapi ada beberapa faktor yang membuat ini terjadi. Kebanyakan penumpang sering merasa lelah dan mengantuk akibat perjalanan yang panjang sebelum boarding.

Kombinasi dari bangun pagi, perjalanan menuju bandara, dan menunggu penerbangan dapat membuat seseorang merasa kehabisan energi, sehingga saat pesawat siap terbang, keinginan untuk tidur menjadi sangat besar.

Kelelahan ini semakin dipengaruhi oleh suasana di dalam pesawat. Pencahayaan yang redup, suara mesin yang monoton, dan getaran halus saat pesawat bergerak sering kali membuat penumpang merasa nyaman dan rileks, yang pada gilirannya bisa memicu rasa kantuk. Terlebih lagi, banyak penumpang yang juga merasa cemas saat pesawat terbang, terutama saat lepas landas dan mendarat.

BACA JUGA:Lemon Tea, Minuman Segar yang Menggugah Selera, Cocok Jadi Ide Jualan!

BACA JUGA:Resep dan Cara Membuat Waffle Ala Resto dari Rumah: Rasakan Kelezatan di Ujung Lidah

Tidur menjadi mekanisme pelarian yang alami dari kecemasan tersebut, memungkinkan mereka untuk melupakan ketegangan dan stres sejenak.

Namun, tidur saat lepas landas dan mendarat tidak disarankan oleh para ahli penerbangan dan medis. Salah satu alasan utamanya adalah terkait dengan perubahan tekanan udara yang signifikan selama fase-fase kritis penerbangan ini. Selama lepas landas dan mendarat, pesawat mengalami perubahan tekanan yang dapat menyebabkan masalah pada telinga, yang dikenal sebagai barotrauma.

Ini terjadi ketika tekanan udara di luar pesawat berbeda secara drastis dengan tekanan udara di telinga bagian dalam, sehingga telinga terasa tersumbat atau bahkan sakit. Ketika seseorang tidur, mereka biasanya tidak melakukan aktivitas yang membantu menyeimbangkan tekanan, seperti menelan atau mengunyah permen karet, yang penting untuk menghindari ketidaknyamanan ini.

BACA JUGA:Kurangi Paparan Sinar Matahari Karena Menyebabkan Kusam, Ini Penyebab Lainnya

BACA JUGA:Cara Sederhana Membuat Sambalingkung, Olahan Tradisional Khas Bangka Belitung

Lebih jauh lagi, saat lepas landas dan mendarat adalah waktu-waktu paling berisiko dalam penerbangan. Statistik menunjukkan bahwa kecelakaan pesawat lebih mungkin terjadi pada fase-fase ini.

Oleh karena itu, tetap terjaga dan waspada sangat penting. Penumpang yang tertidur mungkin tidak mendengar instruksi penting dari awak pesawat jika terjadi keadaan darurat, yang bisa berdampak fatal.

Dalam konteks ini, sangat penting untuk tidak hanya memperhatikan keselamatan diri sendiri tetapi juga keselamatan penumpang lain. Seseorang yang tidur tidak dapat berkontribusi pada evakuasi atau mendukung penumpang lain yang mungkin membutuhkan bantuan.

Di sisi lain, tidur di pesawat juga dapat mempengaruhi kesehatan dan ritme sirkadian penumpang, terutama jika penerbangan melibatkan perubahan zona waktu yang signifikan. Tidur yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko jet lag, yang menyebabkan penumpang merasa lelah dan tidak fokus setelah tiba di tujuan.

Para ahli menyarankan agar penumpang berusaha untuk menyesuaikan pola tidur mereka dengan waktu setempat di tujuan mereka agar lebih cepat beradaptasi.*

Kategori :