Gangguan Neurologis
Merkuri adalah racun bagi sistem saraf. Pada orang dewasa, paparan merkuri dapat menyebabkan gangguan kognitif, kesulitan berkonsentrasi, dan gangguan memori. Pada janin dan anak-anak, paparan merkuri dapat menghambat perkembangan otak dan menyebabkan masalah perkembangan seperti keterlambatan bicara, masalah motorik, dan penurunan IQ.
Oleh karena itu, wanita hamil sangat disarankan untuk membatasi konsumsi ikan yang mengandung merkuri tinggi demi melindungi janin mereka dari potensi bahaya ini.
Gangguan Ginjal
Paparan merkuri juga bisa merusak ginjal. Merkuri yang masuk ke dalam tubuh dapat menumpuk di ginjal dan menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Kerusakan ginjal dapat memperburuk kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya.
Gangguan Sistem Imun
Merkuri juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Paparan merkuri dapat menekan respon imun tubuh, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi. Ini juga dapat memicu reaksi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis.
Meskipun ikan adalah sumber makanan yang kaya nutrisi dan penting bagi diet sehat, penting untuk bijaksana dalam memilih jenis ikan yang dikonsumsi. Untuk menghindari paparan merkuri, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pilih Ikan yang Mengandung Merkuri Rendah
Beberapa jenis ikan yang umumnya mengandung merkuri rendah dan aman untuk dikonsumsi termasuk salmon, sarden, ikan teri, dan ikan kembung. Ikan-ikan ini kaya akan asam lemak omega-3, yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan otak, tetapi memiliki risiko merkuri yang jauh lebih rendah dibandingkan ikan predator besar.
2. Batasi Konsumsi Ikan Bermerkuri Tinggi
Jika Anda masih ingin mengonsumsi ikan seperti tuna atau kakap, batasi frekuensinya. Untuk tuna, misalnya, disarankan agar tidak mengonsumsi lebih dari satu atau dua porsi per minggu. Hal ini sangat penting terutama bagi wanita hamil, ibu menyusui, dan anak-anak, yang lebih rentan terhadap dampak merkuri.
3. Diversifikasi Sumber Protein
Alih-alih hanya bergantung pada ikan sebagai sumber protein, pertimbangkan untuk menambahkan variasi dalam pola makan Anda dengan mengonsumsi protein dari tumbuhan, unggas, atau daging tanpa lemak. Ini dapat mengurangi risiko paparan merkuri tanpa harus mengorbankan kebutuhan nutrisi tubuh.
4. Cari Sumber Ikan yang Terpercaya
Pilih ikan yang berasal dari perairan yang bersih dan kurang terkontaminasi oleh polusi industri. Ikan yang ditangkap atau dibudidayakan di perairan yang lebih terpantau cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih rendah. Membeli ikan dari pasar atau produsen yang memiliki sertifikasi keamanan juga dapat membantu meminimalkan risiko.