Mengapa Batik Indonesia Diklaim 2 Negara Ini, Berikut Faktornya

Selasa 08-10-2024,06:30 WIB
Reporter : M. Asroful Anwar
Editor : Ahmad Kartubi

RMONLINE.ID – Batik, warisan budaya Indonesia yang telah mendunia,  pernah menjadi subjek klaim oleh negara tetangga, Malaysia. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2008 ini sontak memicu gelombang protes dan kemarahan dari masyarakat Indonesia. Bagaimana mungkin batik, yang memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan identitas bangsa Indonesia, bisa diklaim oleh negara lain? 

Klaim Malaysia atas batik bermula dari promosi  yang gencar dilakukan oleh pemerintah Malaysia terhadap batik sebagai bagian dari warisan budaya mereka.  Malaysia bahkan  mendeklarasikan batik sebagai warisan nasional mereka dan  mengajukannya ke UNESCO.  Hal ini tentu saja  memancing reaksi keras dari Indonesia, mengingat batik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari  kehidupan masyarakat Indonesia sejak  berabad-abad silam.

BACA JUGA:Biar Merekah dan Empuk, Begini Cara Mudah Mengukus Singkong

BACA JUGA:Bacaan Doa Agar Lulus Tes PPPK, Sudah Banyak Yang Berhasil

Jauh sebelum Malaysia mengklaim batik,  sejarah batik di Indonesia telah terukir dengan tinta emas.  Batik telah dikenal di Nusantara sejak zaman kerajaan Majapahit  dan terus berkembang di berbagai daerah di Indonesia.  Setiap daerah di Indonesia  memiliki motif dan corak batik yang khas,  mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi  masing-masing. 

Teknik membatik  yang rumit dan  membutuhkan  keterampilan khusus  diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.  Batik  tidak hanya  sekedar kain  bermotif,  tetapi juga  sarat akan  nilai-nilai filosofis  dan  spiritual.  Motif-motif batik  seringkali  mengandung makna  dan simbol-simbol  tertentu yang  berkaitan dengan  kehidupan,  alam,  dan  kepercayaan masyarakat.


Benarkah Batik Asli Indonesia? Fakta dan Kontroversi Seputar Kain Warisan Nusantara--Sumber Foto : Pexels

Mengapa Batik Bisa Diklaim?

Lalu,  mengapa batik bisa diklaim oleh Malaysia?  Salah satu faktornya adalah  kemiripan  corak batik  di  Indonesia  dan Malaysia.  Hal ini  disebabkan oleh  adanya  interaksi  dan  pertukaran budaya  antara  kedua negara  sejak  zaman dahulu.  Para pedagang  dan  penyebar agama  Islam  membawa  pengaruh budaya,  termasuk  teknik membatik,  ke berbagai  wilayah di  Nusantara,  termasuk  Semenanjung Malaya.

BACA JUGA:Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Fenomena Doom Spending di Kalangan Anak Muda Sekarang

BACA JUGA:Penyebab Gen Z Bakalan Miskin! Dampak dari Fenomena Doom Spending

Selain itu,  kurangnya  perlindungan  dan  pengakuan  internasional  terhadap  batik Indonesia  pada saat itu  juga menjadi  faktor  pendorong  klaim Malaysia.  Indonesia  baru  mendaftarkan  batik  ke UNESCO  sebagai  Warisan Budaya Takbenda  Manusia  pada  tahun 2009,  setelah  munculnya  klaim  dari Malaysia.

Klaim Malaysia  atas batik  membuat Indonesia  tersadar  akan pentingnya  melindungi  dan  melestarikan  warisan  budaya  bangsa.  Pemerintah  Indonesia  kemudian  mengambil  langkah-langkah  strategis  untuk  mempertahankan  hak  kepemilikan  atas batik.

Salah satu  upaya  yang  dilakukan  adalah  dengan  mendaftarkan  batik  ke UNESCO.  Proses  pendaftaran  ini  melibatkan  berbagai  pihak,  mulai  dari  pemerintah,  akademisi,  budayawan,  hingga  masyarakat  umum.  Indonesia  menyampaikan  bukti-bukti  historis  dan  kultural  yang  kuat  untuk  membuktikan  bahwa  batik  merupakan  warisan  asli  Indonesia.

Pada  tahun 2009,  UNESCO  akhirnya  mengakui  batik  sebagai  Warisan Budaya Takbenda  Manusia  dari Indonesia.  Pengakuan  ini  merupakan  sebuah  kemenangan  besar  bagi  Indonesia  dan  menjadi  bukti  pengakuan  dunia  terhadap  keaslian  batik  Indonesia.

Kategori :