RMONLINE.ID - Ketika berbicara mengenai benda buatan manusia yang berada paling jauh dari Bumi, kita sering kali mengira bahwa jawabannya adalah satelit yang mengorbit Bumi.
Namun, kenyataannya, benda tersebut adalah Voyager 1, sebuah wahana antariksa yang diluncurkan oleh NASA pada 5 September 1977. Dengan usia hampir 50 tahun, Voyager 1 telah meninggalkan tata surya kita dan sekarang berada di ruang antar bintang (interstellar space), menjadikannya objek buatan manusia yang paling jauh dari Bumi.
Awalnya, Voyager 1 memiliki misi utama untuk mempelajari planet-planet besar di tata surya bagian luar, terutama Jupiter dan Saturnus. Namun setelah berhasil menyelesaikan misinya pada kedua planet tersebut, NASA memutuskan untuk memperpanjang misi Voyager 1 agar terus bergerak keluar dari tata surya.
BACA JUGA:Jangan Diabaikan! 5 Ciri Kamu Tidak Di-Respect & Hanya Dianggap Angin Lalu oleh Orang Lain
BACA JUGA:Terkuak! 5 Kekuatan Rahasia Individu yang Tumbuh di Keluarga Kurang Mampu Namun Penuh Kasih Sayang
Saat ini, Voyager 1 berada pada jarak sekitar 24,5 miliar kilometer dari Bumi. Untuk memahami jarak ini, sinyal radio dari Voyager 1 memerlukan waktu sekitar 22 jam untuk sampai ke Bumi, meskipun sinyal tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya(
NASA Jet ProYang membuat Voyager 1 sangat istimewa adalah keberadaannya di ruang antar bintang. Pada tahun 2012, wahana ini melewati heliopause, yaitu batas antara tata surya kita dan ruang antar bintang, yang menandai bahwa Voyager 1 secara resmi telah meninggalkan pengaruh langsung matahari kita.
Dalam lingkungan baru ini, Voyager 1 terus mengumpulkan data berharga mengenai partikel antar bintang, medan magnet, dan radiasi, memberikan wawasan yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya tentang alam semesta yang berada di luar tata surya kita.
BACA JUGA:Hasil Test Pack Garis Dua Namun Tidak Hamil? Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Punya Ciri Khas yang Ikonik! Inilah Fakta Menarik dari Boneka Labubu
Meskipun teknologi yang digunakan di Voyager 1 dapat dianggap sangat kuno dibandingkan dengan teknologi saat ini, wahana ini masih berfungsi dengan baik berkat upaya tim insinyur NASA yang cerdas dalam menjaga wahana tetap beroperasi.
Voyager 1 dilengkapi dengan generator termoelektrik radioisotop (RTG) yang memungkinkan wahana ini terus beroperasi, meskipun tingkat energinya menurun setiap tahunnya. Sebagai contoh, pada tahun 2022, NASA melakukan manuver teknis yang melibatkan penggantian sistem pendorong agar Voyager 1 tetap bisa menjaga antena utamanya mengarah ke Bumi.
Selain instrumen ilmiah yang masih aktif, Voyager 1 juga membawa "Golden Record", sebuah piringan emas yang berisi suara, gambar, dan informasi tentang kehidupan di Bumi, ditujukan sebagai pesan bagi makhluk cerdas yang mungkin menemukan wahana ini di masa depan.
Golden Record ini mencerminkan harapan manusia untuk berkomunikasi dengan kehidupan di luar angkasa jika wahana ini suatu hari ditemukan oleh peradaban lain di galaksi.
Diperkirakan, Voyager 1 akan terus meluncur melalui ruang antar bintang selama jutaan tahun ke depan, meskipun pada akhirnya instrumen dan sumber energinya akan habis. Namun, warisan Voyager 1 sebagai pionir dalam penjelajahan luar angkasa tidak akan pernah hilang.