RMONLINE.ID - Dalam era digital yang serba cepat ini, tren dan fenomena viral seringkali muncul dan menyebar dengan cepat.
Salah satu fenomena yang belakangan ini menarik perhatian adalah boneka Labubu.
Boneka lucu berbentuk kelinci ini telah mencuri hati banyak orang, terutama generasi muda.
Boneka Labubu, dengan desainnya yang unik dan menggemaskan, telah menjadi incaran banyak kolektor dan penggemar boneka.
Harganya bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada ukuran dan edisinya.
BACA JUGA:Ciri-Ciri Perempuan dengan Kepribadian INFJ yang Unik
BACA JUGA:Marketing Analyst! Begini Peran dan Tugas yang Dikerjakan Marketing Analyst
Popularitas boneka ini tidak hanya menciptakan antusiasme, tetapi juga memicu fenomena FOMO di kalangan konsumen.
FOMO atau "Fear of Missing Out" adalah kecemasan sosial yang ditandai dengan keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang orang lain lakukan.
Dalam konteks boneka Labubu, FOMO dapat mendorong orang untuk membeli boneka tersebut meskipun mungkin tidak benar-benar menginginkannya, hanya karena takut ketinggalan tren.
FOMO dapat membawa beberapa pengaruh negatif, termasuk:
• Meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.
• Menurunkan rasa percaya diri karena terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain.
• Menimbulkan perasaan negatif seperti iri hati dan ketidakpuasan.
• Mempengaruhi kebiasaan tidur akibat kecanduan media sosial.