RMONLINE.ID - Saat berada di luar angkasa, makanan yang biasanya terasa lezat di Bumi bisa menjadi tidak enak.
Hal ini terjadi karena lingkungan gravitasi mikro di luar angkasa, di mana cairan dalam tubuh astronot tidak tertarik ke bawah seperti di Bumi.
Akibatnya, cairan cenderung terkumpul di bagian atas tubuh, termasuk di kepala, menyebabkan hidung tersumbat dan indra perasa terganggu.
Kondisi ini mirip dengan apa yang kita rasakan saat mengalami flu, ketika kemampuan mencium dan merasakan makanan berkurang secara signifikan.
BACA JUGA:Buat Kamu Memiliki Satu Dari Lima Penyakit Ini, Jangan Coba-Coba Makan Buah Nanas
BACA JUGA:Antara Daging dan Tempe, Mana Pemilik Sumber Protein yang Lebih Baik?
Bahkan, beberapa astronot menggambarkan pengalaman mereka saat makan di luar angkasa sebagai sesuatu yang tidak memuaskan, meskipun mereka menyantap makanan favorit mereka.
Pada misi-misi awal luar angkasa, makanan astronot terbatas pada makanan kering beku atau yang dikemas dalam bentuk pasta dalam tabung, yang jelas tidak memberikan pengalaman makan yang menyenangkan.
Seiring perkembangan teknologi, kualitas makanan luar angkasa telah meningkat dengan signifikan.
Para peneliti kini telah menambahkan berbagai macam bumbu dan rempah-rempah untuk meningkatkan rasa, meski tetap saja, banyak astronot yang merasa makanan tersebut masih kurang nikmat dibandingkan di Bumi.
Selain itu, perubahan fisiologis lain yang dialami astronot di luar angkasa juga berdampak pada pengalaman makan mereka.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Pada Tubuh Jika Sering Mengonsumsi Buah Pepaya Setiap Hari?
Sebagai contoh, tanpa gravitasi, otot-otot dan tulang menjadi lemah, dan tubuh mengalami berbagai adaptasi yang mempengaruhi sistem pencernaan.
Beberapa astronot bahkan melaporkan bahwa mereka kehilangan nafsu makan atau merasa mual setelah makan.