RMONLINE.ID - Hoarding disorder, atau gangguan penimbunan, adalah kondisi kesehatan mental yang sering kali kurang dipahami dan diabaikan.
Gangguan ini ditandai dengan kesulitan ekstrem dalam membuang barang-barang yang tidak lagi diperlukan, yang akhirnya mengakibatkan penumpukan barang hingga mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup.
Meskipun mungkin tampak seperti kebiasaan biasa, hoarding disorder adalah masalah serius yang memerlukan perhatian medis dan dukungan.
BACA JUGA:Mengapa Petani Kopi Memilih Dataran Tinggi? Berikut Alasan ilmiahnya
Gejala utama hoarding disorder mencakup akumulasi barang yang berlebihan, kesulitan dalam mengorganisasi ruang, dan rasa kecemasan atau distress yang mendalam ketika mencoba untuk membuang atau menyusun barang-barang tersebut.
Menurut American Psychological Association (APA), individu dengan hoarding disorder sering kali merasa sulit untuk menyingkirkan barang-barang, baik itu barang-barang berharga maupun yang dianggap tidak penting, karena mereka merasa barang-barang tersebut memiliki nilai sentimental atau khawatir tentang potensi kegunaan di masa depan
Penyebab hoarding disorder dapat beragam dan sering kali melibatkan kombinasi faktor genetis, psikologis, dan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini mungkin berkaitan dengan gangguan serotonin, sebuah neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati dan perilaku.
Selain itu, trauma masa lalu atau stres berat juga dapat memicu atau memperburuk gangguan ini. Harvard Medical School mencatat bahwa hoarding disorder juga dapat berhubungan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan kecemasan.
Hoarding disorder dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Penumpukan barang yang berlebihan sering kali mengakibatkan kondisi hidup yang tidak sehat, seperti rumah yang penuh sesak dengan barang-barang yang bisa mengancam keselamatan, seperti risiko kebakaran atau kesulitan bergerak di sekitar rumah.
BACA JUGA:Dari Sabang hingga Merauke, Kenali Ragam Jenis Kelapa dan Keunikannya yang Tak Terduga!
BACA JUGA:Mengapa Kopi Begitu Menggoda? Sebuah Eksplorasi Mendalam tentang Aroma dan Rasa
National Institute of Mental Health melaporkan bahwa hoarding disorder dapat menyebabkan isolasi sosial, masalah hubungan, dan stres emosional yang.
Penanganan hoarding disorder biasanya melibatkan kombinasi terapi psikologis dan, dalam beberapa kasus, pengobatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode utama yang efektif dalam membantu individu mengatasi kebiasaan penimbunan.
Terapi ini berfokus pada mengubah pola pikir dan perilaku yang menyebabkan penimbunan barang. Journal of Clinical Psychology menunjukkan bahwa CBT dapat membantu individu mengembangkan keterampilan organisasi dan mengatasi ketidakmampuan untuk melepaskan barang-barang.