MUKOMUKO, RMONLINE.ID – Proses pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk sekolah tingkat dasar di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu tahun 2024, berjalan kondusif.
Hasil monitoring dan evaluasi pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Mukomuko pada proses PPDB, juga tidak ditemukan ada praktik pungutan liar (pungli) maupun persoalan laporan mengenai zonasi.
BACA JUGA:PDAM Mukomuko Terkendala dalam Penagihan, Banyak Temuan Pelanggan Tanpa Water Meter
‘’Di hari pertama masuk sekolah, pada tanggal 15 Juli kemarin. Kami Bidang Dikdas (Pendidikan Dasar) turun ke sekolah-sekolah, memantau hasil pelaksanaan PPBD. Dari pemantauan ini, proses PPDB berjalan lancar,’’ kata Kepala Bidang (Kabid) Dikdas Disdikbud Mukomuko, Ramon Hosky, ST pada Rabu, 17 Juli 2024.
Dikatakan Ramon Hosky, dari hasil monitoring ke sejumlah sekolah, juga tidak ada pengaduan yang kami terima secara resmi dari masyarakat, baik mengenai pungutan maupun persoalan zonasi.
‘’Apalagi yang namanya pungutan, itu sama sekali tidak kami temukan,’’ kata Ramon.
BACA JUGA:Upacara Hari Kesadaran Nasional 2024, Bupati Mukomuko Imbau ASN Tingkatkan Disiplin dan Kompak
Pada pemantauan ini, diakui pihaknya menemukan adanya sekolah yang hanya mendapatkan siswa baru di bawah 10 orang.
Menurut Ramon, dalam penerapan kurikulum merdeka jumlah siswa baru tidak mempengaruhi kualitas pendidikan.
‘’Memang ada kita menemukan sekolah yang hanya kebagian 7 orang siswa baru, tapi ini bukan persoalan. Tidak mempengaruhi kualitas atau level sekolah. Yang menjadi ukuran kualitas dilihat dari lapor sekolah, dan ini akan terus kami pantau dan kami evaluasi,’’ ujar Ramon.
Pada pemantauan hasil PPDB ini, pihaknya sempat turun ke 25 sekolah SD maupun SMP di wilayah Kabupaten Mukomuko.
‘’Alhamdulillah, PPDB tahun ini sesuai harapan,’’ ujarnya.
Selain pemantauan PPDB, kata Ramon, ia bersama rombongan juga sekaligus mensosialisasikan Permendikbud Nomor 12 tahun 2024 tentang Kurikulum Merdeka.
Sosialisasi ini sebagai penguatan kembali ke pada masing-masing sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran.
‘’Selain memantau daya tampung sekolah, kami juga mensosialisasikan kurikulum merdeka. Memastikan setiap kelas wajib memakai kurikulum merdeka,’’ kata Ramon Hosky.