Perang Chinezenmoord Menewaskan 10.000 Keturunan Thionghoa, Ini Penyebab

Sabtu 06-07-2024,10:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RMONLINE.ID - Geger Pecinan merupakan peperangan yang terjadi pada tahun 1740-1743 antara pasukan Tionghoa yang bersekutu dengan pasukan Jawa melawan pasukan VOC. 

Perang ini bermula dari Batavia, menyebar hingga ke Karawang, Cirebon, pesisir pantura, hingga daerah pedalaman Mataram.

Melansir dari mpn.kominfo.go.id, Geger Pecinan menyebabkan keraton Kartasura di bawah kekuasaan Paku Buwono II luluh lantak, dikarenakan keberpihakan Paku Buwono II kepada VOC.

BACA JUGA:Cara Mengetahui Akun WhatsApp Kamu Tertaut Dengan Perangkat Lain Atau Tidak, Hati-Hati Disadap

BACA JUGA:Koordinasi, BKSDA Segera Pasang Perangkap Buaya Penghuni Sungai Mukomuko

Perang ini dalam bahasa Belanda disebut Chinezenmoord, yang berarti "Pembunuhan orang Tionghoa" merupakan sebuah pogrom terhadap orang keturunan Tionghoa di kota pelabuhan Batavia, Hindia Belanda, sekarang Jakarta. 

Kekerasan dalam batas kota berlangsung dari 9 Oktober hingga 22 Oktober 1740, sedangkan berbagai pertempuran kecil terjadi hingga akhir November tahun yang sama.

Keresahan dalam masyarakat Tionghoa dipicu oleh represi pemerintah dan berkurangnya pendapatan akibat jatuhnya harga gula yang terjadi menjelang pembantaian ini. 

Bukannya mendinginkan suasana, Adriaan Valckenier, Gubernur Jenderal VOC saat itu malah memberikan statemen kerusuhan apa pun akan ditanggapi dengan kekerasan mematikan. 

Pernyataan itu dikeluarkan setelah ratusan warga keturunan Tionghoa yang mayoritas bekerja menjadi buruh di pabrik gula membunuh 50 orang anggota pasukan Belanda.

BACA JUGA:Bukan Hal Baru! Inilah Dampaknya Penggunaan Perangkat Elektronik Berlebihan Terhadap Kesehatan Kulit

BACA JUGA:6 Pendekar Wanita Indonesia Yang Dikenal Tangguh Lawan Penjajah di Medan Perang

Pernyataan Valckenier diberlakukan pada tanggal 7 Oktober 1740 setelah ratusan orang keturunan Tionghoa, banyak di antaranya buruh di pabrik gula, membunuh 50 pasukan Belanda. 

Penguasa Belanda mengirim pasukan tambahan, yang mengambil semua senjata dari warga Tionghoa dan memberlakukan jam malam. 

Dua hari kemudian, setelah ditakutkan desas-desus tentang kekejaman etnis Tionghoa, kelompok etnis lain di Batavia mulai membakar rumah orang Tionghoa di sepanjang Kali Besar. 

Kategori :