Pesawat Pertama Indonesia Sumbangan Dari Warga Aceh, Begini Sejarah dan Jasanya

Kamis 20-06-2024,09:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RMONLINE.ID - Pertama kali Indonesia memiliki pesawat setelah kemerdekaan tahun 1948. Pesawat pertama ini sumbanganw arga Aceh dengan diberi nama Dakota R-001 Seulawah. Selawah berati “Gunung Emas”.

Dana pembeli pesawat ini dikumpul dari masyarakat Aceh oleh Panitia Dana Dakota (Dakota Found) di Aceh yang dipimpin HM Djoened Joesof dan said Muhammad Alhabsyi.  

Ketika Soekarno mengakhiri kunjungannya di Aceh pada tanggal 20 juni 1948, dana yang terkumpul untuk pembelian pesawat itu berjumlah 120.000 dollar Singapura dan 20 kg emas. 

BACA JUGA:Banyak yang Ngga Sadar, Ternyata Ini Alasan Pintu Pesawat Selalu di Sebelah Kiri

BACA JUGA:Mengenal Istilah Aerofobia, Ketakutan Berlebihan Saat Naik Pesawat

Perlu diketahui, pesawat sumbangan warga Aceh ini pula menjadi cikal bakal Maskapai Garuda Indonesia Airways. Maka karena jasanya Presiden Soekarno menyebut “Daerah Aceh adalah Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat aceh seluruh Wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali".

Yang pasti pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia. 

Pesawat Seulawah Dakota RI-001 mempunyai dua mesin yaitu Pratt & Whitney dengan bobot  8.030 kg, yang  panjang badannya 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter,dan mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.

Dilansir dari tni-au.mil.id, KSAU Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma memprakarsai pembelian pesawat angkut. Biro Rencana dan Propaganda TNI-AU yang dipimpin oleh OU II Wiweko Supono dan dibantu oleh OMU II Nurtanio Pringgoadisuryo dipercaya sebagai pelaksana ide tersebut.

Biro tersebut kemudian menyiapkan sekira 25 model pesawat Dakota. Kemudian, Kepala Biro Propaganda TNI AU, OMU I J. Salatun ditugaskan mengikuti Presiden Soekarno ke Sumatra dalam rangka mencari dana.

Pada tanggal 16 Juni 1948 di Hotel Atjeh, Presiden Soekarno berhasil membangkitkan patriotisme rakyat Aceh. Melalui sebuah kepanitiaan yang diketuai Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji, berhasil dikumpulkan sumbangan dari rakyat Aceh setara dengan 20 kg emas. 

BACA JUGA:Inilah Spesifikasi Pesawat Boeing 787 Dreamliner Milik Qatar Airways yang Alami Turbulensi

BACA JUGA:Apa Itu Turbulensi Pesawat? Sebuah Musibah yang Dialami Oleh Singapore Airlines Baru-Baru Ini

Pesawat ini tiba di Indonesia pada bulan Oktober 1948. Sebulan setelah kedatangannya, pesawat ini telah mengantarkan Wakil Presiden melakukan kunjungan ke Sumatera melalui rute, Maguwo – Jambi-Payakumbuh - Kutarajasa pulang pergi.

Rute penerbangan dari Jogjakarta ke ujung barat Indonesia adalah rute yang cukup panjang yang melewati daerah yang sebagian besar dikuasai oleh Belanda yang mempunyai beberapa skadron pemburu.  

Kategori :