RMONLINE.ID - Inner child adalah bagian dari diri kita yang menyimpan memori, emosi, dan pengalaman masa kecil kita.
Bayangkan inner child sebagai diri kecil kita yang masih polos, rentan, dan penuh rasa ingin tahu.
Inner child ini bukan cuma sekadar kenangan, tapi juga bagian dari kepribadian kita yang terus hidup dalam diri kita hingga dewasa.
Ketika kita dewasa, sering kali kita lupa atau bahkan menekan bagian diri kita ini. Padahal, inner child punya pengaruh besar terhadap cara kita berinteraksi dengan dunia, termasuk bagaimana kita merespons stres, mencintai diri sendiri, dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Inner child ini bisa menjadi sumber kekuatan atau sebaliknya, menjadi sumber luka jika kita tidak menyadari dan merawatnya dengan baik.
BACA JUGA:Ini Sejarah dan Filosofi Soto Ayam Madura: Sensasi Kuliner Nusantara dengan Sentuhan Bumbu Kemiri
BACA JUGA:4 Cara Membersihkan Pintu Kayu Dari Kerak dan Lumut, Rahasia Ada Pada No 2
Inner child bisa terluka karena berbagai pengalaman negatif di masa kecil. Luka ini bisa berasal dari berbagai hal, seperti perlakuan yang kurang baik, kekerasan fisik atau emosional, kehilangan, atau bahkan kekurangan perhatian dan kasih sayang.
Luka-luka ini tidak selalu terlihat secara fisik, tetapi dampaknya bisa sangat mendalam dan bertahan lama.
Salah satu jenis luka inner child yang umum adalah luka pengabaian. Luka ini terjadi ketika seorang anak merasa kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, atau dukungan emosional dari orang tua atau pengasuhnya.
Akibat dari luka pengabaian ini, seseorang bisa tumbuh dewasa dengan perasaan tidak berharga, tidak dicintai, dan memiliki rasa tidak aman yang mendalam. Mereka mungkin kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat karena takut diabaikan atau tidak dipedulikan.
Jenis luka lain yang sering terjadi adalah luka kekerasan. Luka ini muncul dari pengalaman kekerasan fisik, emosional, atau seksual di masa kecil.
Trauma akibat kekerasan ini bisa menyebabkan seseorang mengalami masalah kepercayaan yang serius, rasa malu yang mendalam, dan ketakutan pada orang lain.
Luka ini juga bisa mempengaruhi kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan, membuat individu sulit merasa aman dan nyaman dalam lingkungan sosialnya.
Luka penolakan juga merupakan salah satu jenis luka inner child yang banyak dialami. Penolakan ini bisa berasal dari orang tua, keluarga, teman, atau lingkungan sosial lainnya. Ketika seseorang merasa ditolak, mereka sering kali tumbuh dengan perasaan tidak diinginkan dan tidak layak dicintai.