RMONLINE.ID - Dalam gejolak dunia maya, ada yang namanya JOMO. JOMO singkatan dari "Joy of Missing Out".
JOMO ini berbeda dengan FOMO (Fear of Missing Out) yang sering bikin kita gatel pengen ngikutin terus apa yang orang lain lakuin di media sosial
JOMO diibaratkan sebagai undangan buat kita buat menemukan ketenangan di momen-momen ketika kita sengaja memilih buat jauh dari keramaian digital.
Bukan berarti kita tertutup atau menutup diri, tapi lebih pada menyadari bahwa kita punya hak untuk memilih bagaimana kita ingin menghabiskan waktu kita dan mengejar apa yang benar-benar membuat kita bahagia.
BACA JUGA:Jalan Berlumpur Upah Lansir TBS Rp 700 per-Kg, Petani Sawit Tidak Bisa Apa-Apa
BACA JUGA:Resep Takoyaki Sosis: Kreasi Kuliner dengan Sentuhan Nippon Aman Dikantong
Intinya, JOMO itu adalah cara buat kita untuk nikmatin hidup kita sendiri, tanpa terus membandingkan dengan standar yang gak realistis, terutama yang sering kita liat di media sosial.
Salah satu rahasia agar menjadi JOMO itu dengan cara mempraktekin kesadaran diri. Artinya, kita harus sadar akan perasaan dan kebutuhan kita sendiri.
Pertama-tama, mulailah dengan menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kita bisa nikmatin secangkir kopi di pagi hari tanpa terburu-buru buka media sosial atau ngeliatin email.
Atau kita bisa habiskan waktu bersama keluarga atau teman tanpa gangguan dari notifikasi ponsel.
Selain itu, kita juga bisa praktikin self-care. Luangkan waktu untuk diri sendiri, misalnya dengan meditasi, olahraga, atau melakukan hobi yang kita suka.
Dengan merawat diri sendiri, kita bisa membangun kekuatan dan ketenangan batin yang akan membantu kita menghadapi stress dan tekanan dari dunia digital.
JOMO juga bisa didapat dengan mengatur batasan dalam penggunaan media sosial dan teknologi.
Kita bisa membuat jadwal khusus buat online dan offline time, atau bahkan cuti sementara dari media sosial jika perlu.
BACA JUGA:Lendir Lele Hilang Hanya Dengan 2 Bahan Dapur Ini, Selamat Tinggal Jeruk Nipis