MUKOMUKO, RMONLINE.ID – Harga kopi naik di level tertinggi setelah 30 tahun terakhir.
Di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu harga kopi berkisar Rp65 hingga 68 ribu per kilogram. Beda dengan Kabupaten Kerinci, biji kopi kering dibanderol Rp70 per kilogram.
Sementara, di Kabupaten Mukomuko, pedagang kopi jual kopi bubuk seharga Rp120 ribu per kilogram.
Seperti disampaikan pedagang kopi bubuk di Pasar Tradisional Koto Jaya Mukomuko, Dani, asal Kelurahan Pasar Mukomuko.
BACA JUGA:Bupati Sapuan Ungkap Keseriusannya Ikut Kontestasi Pemilihan Gubernur Bengkulu
BACA JUGA:Kandidat Calon Bupati Mukomuko Mulai Mengerucut, Maksimal 3 Pasang Calon
Ia menyebutkan, tingginya harga jual kopi bubuk hasil gilingannya, lantaran mahalnya harga biji kopi.
‘’Modal biji kopi kini sangat mahal, jadi kita mengikuti harga pasar,’’ ungkap Dani.
Dani mengungkapkan, sedianya ia membeli biji kopi sebagai bahan baku kopi bubuk racikannya dari daerah Kabupaten Kerinci. Kopi Kerinci, ia beli dengan harga Rp70 per kilogram.
Untuk kali ini, ia membeli biji kopi dari Tapan, Pesisir Selatan. Dari tangan petani Tapan, ia beli biji kopi dengan harga Rp65 ribu per kilogram. Menangnya lagi, jarak tempuh antara Mukomuko – Tapan cukup dekat dibandingkan ke Kerinci.
‘’Biji kopi yang kita giling ini dibeli dari Tapan dengan harga Rp65 ribu per kilo. Bisanya saja ke Kerinci, namun harga sudah naik, Rp70 ribu per kilo, jadi saya pilih beli di Tapan, karena lebih dekat jaraknya dari Mukomuko,’’ kata Dani.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha 1445 Hijriah, Petani Mukomuko Panen Raya Padi Sawah
BACA JUGA:Takut Belanjakan Anggaran Daerah, Pejabat Pemda Mukomuko Cari Aman
Kopi yang telah digiling menjadi bubuk buatan Dani dijual dengan harga Rp120 ribu per kilogram. Diakunya, harga jual kopi bubuk buatannya relatif lebih murah dibandingkan dengan kopi lainnya.
‘’Soal harga kita jauh lebih murah, kalau soal rasa, tergantung penikmatnya,’’ demikian Dani. *