Pantangan kuliner ini juga menunjukkan bagaimana masyarakat adat memandang alam bukan sebagai sumber daya yang tak terbatas, tetapi sebagai entitas hidup yang harus dihormati dan dipelihara.
Setiap spesies, baik tumbuhan maupun hewan, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, pantangan makanan tertentu menjadi simbol dari penghargaan dan penghormatan terhadap kehidupan yang lebih luas.
Selain itu, pantangan ini juga berperan dalam menjaga kesehatan komunitas. Dengan menghindari konsumsi makanan yang dianggap tabu, masyarakat adat percaya bahwa mereka dapat menghindari penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Ini mencerminkan pemahaman bahwa kesehatan fisik dan spiritual adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pada akhirnya, pantangan kuliner di Indonesia bukan hanya sekedar larangan, tetapi juga merupakan manifestasi dari identitas, kearifan lokal, dan filosofi hidup yang telah turun-temurun menjadi ciri khas dan kebanggaan masyarakat adat di Nusantara.
Pantangan ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati warisan budaya yang kaya, sebagai bagian dari identitas bangsa yang plural dan harmonis.*