RADARMUKOMUKO.COM - Di tengah hutan Sumatra yang masih perawan, terdapat suku yang hidup berdampingan dengan alam, Suku Anak Dalam.
Mereka adalah penjaga hutan, yang kehidupannya sangat bergantung pada kekayaan alam yang melimpah.
Namun, di era modern ini, mereka menghadapi tantangan yang mengancam eksistensi mereka.
Suku Anak Dalam, juga dikenal sebagai Orang Rimba, telah berabad-abad menjaga hutan mereka dari pengaruh luar.
Mereka hidup nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti musim dan sumber makanan.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Kue Kering yang Wajib Disajikan pada Saat Lebaran
BACA JUGA:Sinopsis Review Film Jepang HONEY LEMON SODA Live Action
Tradisi, bahasa, dan pengetahuan mereka tentang hutan adalah warisan yang tak ternilai.
Namun, kemajuan zaman membawa perubahan yang tidak selalu menguntungkan. Pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan telah merusak habitat mereka.
Konflik dengan perusahaan dan pendatang yang mengklaim tanah telah menjadi bagian dari perjuangan sehari-hari mereka.
Pemerintah telah mencoba berbagai upaya untuk mengintegrasikan Suku Anak Dalam ke dalam masyarakat modern, termasuk program relokasi dan pendidikan.
Namun, banyak dari mereka yang memilih untuk tetap di hutan, tempat mereka merasa paling aman dan bebas.
Kisah Suku Anak Dalam adalah cerminan dari dilema yang dihadapi banyak suku adat di seluruh dunia.
Di satu sisi, ada keinginan untuk melestarikan cara hidup tradisional. Di sisi lain, ada tekanan untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Pertanyaannya, bagaimana kita dapat memastikan bahwa suku-suku seperti Anak Dalam dapat terus hidup dengan martabat, tanpa kehilangan identitas yang telah mereka bangun selama berabad-abad?