Secara garis besar, pakar sekaligus pengamat penerbangan Gatot Rahardjo memberikan dua catatan mengenai kondisi industri penerbangan untuk BBN Airlines Indonesia sebagai maskapai yang bakal melayani penumpang secara komersial di Tanah Air mulai tahun ini.
Pertama, Gatot menilai pasar Indonesia masih terbuka lebar untuk maskapai baru yang bakal mengudara. Hal ini sesuai dengan kondisi industri penerbangan pascapandemi di Indonesia.
Gatot mengatakan jumlah penumpang maskapai pada 2023 baru sekitar 83% dari kapasitas penuh, sedangkan jumlah frekuensi penerbangan baru sekitar 73% dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi pada 2019.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan data International Air Transport Association (IATA) yang menyebutkan bahwa lalu lintas penerbangan internasional pada 2023 pascapandemi mencapai 94% dari realisasi 2019.
BACA JUGA:Menu Berbuka Atau Sahur, Begini Cara Membuat Kroket Kentang yang Sehat
BACA JUGA:Pengadaan CASN PPPK dan CPNS Kabupaten Mukomuko Tahun 2024 Direstui Pusat
“Artinya, pasar domestik di Indonesia masih terbuka lebar untuk mengembalikan pasar seperti semula dan untuk berkembang lagi,” ujar Gatot.
Menurutnya masalah utama di bisnis maskapai saat ini adalah jumlah ketersediaan pesawat dan sumber daya manusia (SDM) yang terdampak imbas pandemi Covid-19.
Terlebih lagi saat ini, terdapat kondisi geopolitik global yang memengaruhi ketersediaan rantai pasok suku cadang dari pesawat terbang.
Sehingga banyak armada yang masih menjalani proses perawatan di bengkel atau fasilitas maintenance, repair and operation(MRO).*