RADARMUKOMUKO.COM - Air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Namun, tidak semua jenis air cocok untuk digunakan menyiram tanaman.
Air yang memiliki kandungan mineral, pH, kekeruhan, dan zat kimia yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat berdampak negatif pada kesehatan dan produktivitas tanaman, termasuk kualitas buah yang dihasilkan.
Menurut sebuah sumber, air sumur umumnya memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan air sungai atau mata air.
Kandungan mineral yang tinggi dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada jenis tanaman yang akan disiram.
BACA JUGA:Targetkan Pertumbuhan Kredit Double Digit, Prospek Saham BBRI Diramal Cerah
BACA JUGA:Masalah DPT Terjadi Hampir Semua PPK di Mukomuko, Persoalannya Sama
Beberapa tanaman, seperti kaktus, lebih cocok ditanam dengan air yang memiliki kandungan mineral yang rendah.
Sementara itu, tanaman lain seperti padi atau sayuran, membutuhkan kandungan mineral yang lebih tinggi untuk pertumbuhan yang optimal.
Selain itu, pH air juga perlu diperhatikan. pH air mengacu pada tingkat keasaman atau kebasaan air. Tanaman memiliki tingkat pH yang optimal untuk pertumbuhannya.
Sebagai contoh, tanaman hortikultura seperti bunga atau sayuran biasanya membutuhkan pH air yang sedikit asam, antara 5,5 hingga 6,5.
Sedangkan tanaman seperti blueberry atau azalea membutuhkan pH air yang lebih rendah, sekitar 4 hingga 5. Jika pH air terlalu asam atau terlalu basa, tanaman dapat mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
Kekeruhan air juga dapat mempengaruhi kualitas buah. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel padat yang terlarut di dalamnya.
Tingkat kekeruhan air yang tinggi dapat menghambat penyerapan sinar matahari oleh tanaman, sehingga mengurangi proses fotosintesis yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, air yang digunakan untuk menyiram tanaman sebaiknya memiliki tingkat kekeruhan yang rendah.