Atas kejadian ini, ia mengaku tidak mau lagi menjadi saksi partai kedepannya, kecuali yang mencalon keluarga sendiri.
"Kalau keluarga sendiri mungkin kita rela kerja seperti itu, kalau calon lain apalagi tidak dikenal, dibayar Rp 500 ribu saja saya keberatan," paparnya.
Salah satu pengurus Parpol juga mengaku, mereka kesulitan dalam merekap suara, karena banyak saksi yang lambat bahkan tidak mengirim hasil penghitungan di TPS.
Para saksi meminta tambahan gaji, sebelum menyerahkan hasil pengutungan di TPS, karena meraka merasa kerjanya lebih berat dan lebih dari sehari.
Sementara terkait dengan penugasan saksi ini, memang dari partai, tapi dikodinir oleh Caleg di masing-masing Dapil atau kecamatan, maka pengurus partai merasa kelimpungan.
"Saksi itu SK atas nama parpol, tapi mereka tanggungjawab caleg memenuhi haknya, baik makan maupun gajinya, karena partai tidak cukup dana," tutupnya.*