Jalan ini menghubungkan Sumbar dengan Riau. Jalannya berupa tikungan yang ekstrim dan rawan longsor, terutama pada saat hujan deras.
Jalam kelok Sembilan adalah enam jembatan dengan lebar 13,5 meter dengan ditopang pilar setinggi sekitar 60 meter di atas permukaan jalan di bawahnya.
Jalan ini dikelilingi bebukitan hijau yang menghasilkan udara menyejukkan dan pemandangan menakjubkan, maka menjadi salah sau tujuan wisata yang kerap didatangi.
Jalan Silaiang
Jika dari Kota Padang menuju Bukittingi ataupun sebaliknya, maka saat melintasi jalan ini anda akan melewati tanjakan silaing.
Jalur silaing miliki tikungan yang cukup ektrim dengan satu sisi berupa jurang. Maka perlu kehati-hatian serta ketelitian jika melewatinya, waspadai kendaraan dari arah berlawanan.
BACA JUGA:Potret Gerbang Jalan Tembus Lempur Kerinci ke Selagan Raya Mukomuko
BACA JUGA:Jalan Tembus Mukomuko – Kerinci Jambi Buka Peluang Ekonomi Baru
Tidak sedikit lagi kendaraan yang mengalami kecelakaan saat menempuh jalur ini. Karena bersisian perbukitan dan tebing yang curam dengan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Namun jalur ini cukup menarik, karena akan melewati hutan perbukitan yang sejuk dengan udara yang alami.
Jalan Kelok 44
Di ranah minang, Sumbar ada jalan yang cukup terkenal dan ingin didatangi banyak orang, yaitu Kelok Ampek Puluah Ampek atau dikenal juga dengan kelok 44.
Jalan ini penghubung Kota Bukittingi dengan Maninjau. Dinamakan kelok 44, sesuai dengan jumlah kelokan yang dimilikinya dengan tanjakan yang patah.
Kemiringan kelok 44 mencapai 45 hingga 60 derajat yang terletak di daerah lereng perbukitan Danau Maninjau, Kabupaten Agam dan dihiasi dengan persawahan berundak-undak.
Melewati tanjakan ini harus berhati-hati karena bisa saja menyebabkan pengendara mual akibat banyaknya tanjakan, terutama bagi pengendara yang baru pertama kali melintasi jalan ini.
Meskipun memiliki tanjakan yang ekstrem, lelahnya menempuh tanjakan ini akan terbayarkan dengan pesona Danau Maninjau dan udara yang sejuk.