MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Di samping penguatan mutu dan kualitas pendidikan melalui kurikulum merdeka belajar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko juga merancang program kearifan lokal, penguatan bahasa daerah pada jenjang satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko Epi Mardiani, S.Pd melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Ramon Hosky, ST menyampaikan, penguatan bahasa daerah pada satuan pendidikan ini, direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2024/2025 mendatang.
‘’Masih dalam bentuk rancangan. Sebagai terobosan, kita mencoba menuangkan program bahasa daerah Mukomuko ke dalam kurikulum pendidikan. Bentuknya, menjadikan bahasa daerah ini salah jadi muatan lokal,’’ kata Ramon Hosky.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Bantu Keluarga Korban Kebakaran Rumah
Selain itu, kata Ramon Hosky, muatan lokal pada satuan pendidikan dasar, SD maupun SMP juga dikuatkan dengan ilmu pengetahuan tentang kewaspadaan dini terhadap bencana.
‘’Muatan lokal mengenai bahasa daerah dan tentang kebencanaan ini bagian dari pekerjaan rumah dinas, dan target kita dapat direalisasikan mulai tahun 2025 mendatang,’’ ulasnya.
Ramon Hosky mengaku bahwa beberapa daerah lainnya diketahui telah memulai menuangkan bahasa daerah menjadi bagian dari program muatan lokal pada satuan pendidikan. Misalnya, bahasa Rejang, bahasa Serawai, di daerah ini sudah memulai penguatan muatan lokalnya salah satunya dengan bahasa daerah.
‘’Ini kita upayakan juga untuk Kabupaten Mukomuko, kita rancang dulu, kita fitkan. Selanjutnya baru action,’’ urainya.
Program penuangan bahasa daerah pada satuan pendidikan ini tiada lain tujuannya untuk mempertahankan kearifan lokal. Mencintai bahasa daerah.
‘’Paling tidak, bahasa melayu Mukomuko dan bahasa pekal,’’ paparnya.
BACA JUGA:Ini Tragedi Sebelum Pegawai BPBD Mukomuko Ditemukan Meninggal Dunia
Lebih lanjut, berkaitan dengan muatan lokal mengenai kebencanaan ini, dipandang perlu untuk penguatan pengetahuan kepada peserta didik tentang kewaspadaan dini terhadap bencana.
‘’Muatan lokal mengenai kebencanaan ini bagian dari pendidikan penting untuk dikembangkan, sebagai kewaspadaan dini apabila sewaktu-waktu terjadi bencana,’’ demikian Ramon Hosky. *