RADARMUKOMUKO.COM - Karomah adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh orang-orang yang dekat dengan Allah, seperti para wali dan ulama.
Karomah berbeda dengan mukjizat, yang hanya dimiliki oleh para nabi dan rasul. Karomah adalah anugerah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Namun, jika kita membaca sejarah Islam, kita jarang mendengar adanya karomah yang terjadi pada zaman nabi dan tabiin.
Zaman nabi adalah zaman yang paling mulia, karena di zaman itu ada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan nabi terakhir dan utusan Allah kepada seluruh umat manusia.
Zaman tabiin adalah zaman yang paling utama setelah zaman nabi, karena di zaman itu ada para sahabat Nabi, yang merupakan generasi terbaik umat Islam.
Lalu, mengapa kita tidak pernah mendengar bahwa di zaman nabi dan tabiin adanya karomah? Apakah para sahabat Nabi dan tabiin tidak memiliki karomah? Apakah karomah hanya muncul setelah zaman sahabat Nabi dan tabiin?
Jawabannya adalah tidak. Para sahabat Nabi dan tabiin tentu saja memiliki karomah, karena mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
Mereka adalah orang-orang yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dan bimbingan langsung dari Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Dukung Program Subsidi Kabel Listrik Pemkab Mukomuko, Catatan Wajib Memenuhi SLO
Namun, karomah yang mereka miliki tidak terlalu terkenal atau terdokumentasi, karena beberapa alasan, antara lain:
- Para sahabat Nabi dan tabiin tidak membutuhkan karomah sebagai penguat iman mereka, karena mereka sudah memiliki iman yang kuat dan kokoh.
Mereka sudah menyaksikan mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW, yang jauh lebih besar dan lebih ajaib daripada karomah. Mereka sudah mendengar dan membaca Al-Qur'an, yang merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Mereka sudah merasakan keindahan dan kebenaran ajaran Islam, yang merupakan agama yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam.
- Para sahabat Nabi dan tabiin tidak menyombongkan atau memamerkan karomah yang mereka miliki, karena mereka memiliki akhlak yang mulia dan rendah hati.
Mereka menyadari bahwa karomah bukanlah sesuatu yang harus dibanggakan atau dipertontonkan, tetapi sesuatu yang harus disyukuri dan dijaga. Mereka tidak ingin karomah mereka menjadi fitnah atau ujian bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Mereka tidak ingin karomah mereka mengganggu konsentrasi atau kualitas ibadah mereka kepada Allah.